Alami Teken Komitmen Pendanaan Syariah Pertama di Asia Tenggara

Fintech startup yang menawarkan peer to peer (P2P) financing syariah, Alami, hari ini mengumumkan komitmen pendanaan dengan empat investor berskala multinasional.

oleh M Hidayat diperbarui 17 Nov 2019, 10:00 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2019, 10:00 WIB
Penandatanganan MoU Alami untuk Komitmen Pendanaan Syariah Pertama di Asia Tenggara
Penandatanganan MoU Alami untuk Komitmen Pendanaan Syariah Pertama di Asia Tenggara

Liputan6.com, Jakarta - Fintech startup yang menawarkan peer to peer (P2P) financing syariah, Alami, hari ini mengumumkan komitmen pendanaan dengan empat investor berskala multinasional.

Komitmen ini terangkum dalam inisiatif penandatanganan nota kesepahaman di mana untuk pertama kalinya di Asia Tenggara kesepakatan pendanaan/fundraising berbasis syariah.

Investasi tahap seed round ini dipimpin oleh Golden Gate Ventures dengan skema akad musyarakah. Beberapa nama investor lainnya adalah Agaeti Ventures, RHL Ventures, dan seorang angel investor Aamir Rahim dari Hong Kong melalui Zelda Crown. Semua investor itu menyuntikan modal kepada Alami dengan prosedur sesuai dengan syariat Islam.

Menurut CEO ALAMI Dima Djani, pihaknya saat ini terus berupaya mengenalkan nilai-nilai syariah dalam setiap prosedur kerja sama dengan mitra, termasuk dengan para calon investor.

Hal ini dilakukan untuk menunjukkan komitmen Alami dalam menerapkan esensi syariah tidak hanya dalam produk dan layanan, tetapi juga sampai ke sumber pendanaan yang menjadi landasan Alami menjalankan kegiatan operasionalnya.

"Sebagai perusahaan yang menawarkan produk dan jasa keuangan berbasis syariah, kami ingin memberikan nilai tambah kepada bisnis dan juga stakeholders di mana Alami saat ini juga merambah prinsip syariah dalam pendanaan. Ini merupakan hal baru pertama kalinya, startup syariah Indonesia sukses mengajak investor untuk melakukan pendanaan berbasis syariah," kata Dima dikutip dari keterangannya, Minggu (17/11/2019).

Terbuka Terhadap Pengembangan Peta Jalan Ekonomi Syariah

Lebih lanjut, Dima memandang saat ini Indonesia telah lebih terbuka terhadap pengembangan peta jalan ekonomi syariah dan industri halal. Berdasarkan data Global Islamic Finance Report (GIFR) 2019 yang dirilis Cambridge Institute of Islamic Finance (Cambridge IIF), Indonesia menempati urutan teratas dengan skor 81,93, melesat dari sebelumnya 57,8.

Merujuk pada penilaian tersebut, Indonesia dianggap telah mencatatkan kemajuan dari perkembangan regulasi serta peningkatan ekosistem industri perbankan dan keuangan syariah. Selain itu, dari sisi dukungan pemerintah, ekosistem keuangan syariah juga semakin diperkuat dengan peluncuran Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia (MEKSI) 2019-2024.

"Para investor tersebut tentunya sudah menakar potensi pasar di Indonesia berdasarkan kondisi eksternal dan internalnya. Dari sisi internal perusahaan, Alami berhasil menunjukkan kesiapan perusahaan dan rencana bisnis yang matang untuk menyediakan lebih banyak lagi akses pembiayaan syariah bagi UKM di Indonesia. Sejak bulan Mei 2019 sampai Oktober 2019, Alami telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 50,3 miliar ke berbagai sektor bisnis di Indonesia,” tutup Dima.

(Why/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya