Liputan6.com, Jakarta - Sebuah celah keamanan Android dimanfaatkan oleh malware untuk melakukan deretan kejahatan siber untuk mengincar para korban.
Developer software keamanan Promon melaporkan terdapat malware bernama StrandHogg yang mampu menyamar menjadi 500 aplikasi Android.
Advertisement
Baca Juga
Promon juga menemukan 36 malware yang bertugas membawa celah keamanan Android tersebut. Demikian seperti dilansir Phone Arena dari Merdeka.com.
Jika malware ini masuk ke perangkat pengguna, hacker punya deretan akses ke pengguna. Parahnya lagi, hacker mampu membuat smartphone menjadi bricking, atau mati total.
Sebelum melakukan bricking, hacker terlebih dulu akan memanfaatkan berbagai akses, seperti mendengarkan percakapan dari mikrofon smartphone pengguna, mendapatkan akses kamera yang mampu dikontrol dari jauh, serta membaca dan mengirim SMS.
Juga Bisa Ketahui Lokasi Pengguna
Hacker juga bisa mengintip telepon, mengetahui lokasi via GPS, mengakses galeri, melihat kontak, dan banyak akses ke informasi pribadi lainnya.
Semua akses ini biasanya berujung pada praktik phishing atau penduplikasian password perbankan yang harusnya jadi informasi pribadi.
Cara malware ini menginfeksi pengguna adalah dengan menyerupakan diri dengan ikon aplikasi asli.
Advertisement
Berantas Malware
Namun jika lengah, pengguna akan mengklik malware ini dan diminta izin ke beberapa akses. Jika pengguna tak awas dan memberi izin, hacker bisa dengan mudah meretas isi smartphone.
Untungnya dalam laporan ini, disebut bahwa Google telah bekerjasama dengan beberapa firma keamanan siber untuk memberantas malware. Meski demikian, Promon menyebut bahwa celah keamanan ini masih belum diperbaiki oleh Google.
Maka dari itu kamu disarankan untuk lebih hati-hati dalam berselancar dan memasang aplikasi di smartphone.
Reporter: Indra Cahya
Sumber: Merdeka.com