Astronom Deteksi 2 Planet Mirip Bumi Layak Huni?

Tim astronom berhasil mendeteksi sekumpulan planet yang yang terletak di bintang terdekat dengan Bumi. Kumpulan planet ini termasuk dengan dua planet mirip Bumi (disebut super-Earth).

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 22 Jan 2020, 09:30 WIB
Diterbitkan 22 Jan 2020, 09:30 WIB
Penemuan Exoplanet, Intip Penampakannya dalam 3 Potret
NASA baru saja mengumumkan penemuan exoplanet, tata surya baru yang terdiri dari serangkaian 7 planet menyerupai Bumi. | via: mirror.co.uk

Liputan6.com, Jakarta Tim astronom berhasil mendeteksi sekumpulan planet yang terletak di bintang terdekat dengan Bumi. Kumpulan planet ini termasuk dengan dua planet mirip Bumi (disebut super-Earth).

Mereka dianggap mirip Bumi lantaran berpotensi layak huni. Bahkan, sebagaimana dikutip dari Science Alert, Rabu (22/1/2020), kedua planet mirip Bumi ini bisa menjadi kandidat sempurna mencari kehidupan di masa depan sebagai pengganti Bumi.

Kedua planet ini ditemukan menggunakan pendekatan tidak langsung bernama metode radial velocity. Mereka bernama GJ 180 d dan GJ229A c, yang masing-masing berukuran 7,5 dan 7,9 kali lipat dari besar Bumi. GJ 180 d dan GJ229A c berjarak 40 dan 19 tahun cahaya dari Bumi.

Orbit dari sekumpulan planet ini secara umum tidak potensial untuk kehidupan manusia. Pasalnya, tipe bintang tempat kumpulan planet ini berada cukup kasar dan tidak ramah terhadap sekitar karena aktivitas flare dan radiasi tinggi. Namun, hal tersebut tergantung dari seberapa jauh planet dari bintang.

GJ 180

Pesona Menakjubkan Pulau Jeju Korea Selatan
Pemandangan udara Seongsan Ilchulbong, atau 'Puncak Matahari Terbit', formasi batuan vulkanik di pulau Jeju, Korea Selatan (10/5/2019). Pulau Jeju adalah pulau terbesar di Korea dan terletak di sebelah selatan Semenanjung Korea. (AFP Photo/Ed Jones)

Salah satu planet ini selalu menghadap ke bintang, sementara satu lagi berlawanan dengan cahaya bintang.

GJ 180 d memiliki orbit planet selama 106 hari. Tim peneliti berpikir, planet ini berlokasi cukup jauh dari bintang Gliese 180, sehingga posisi salah satu sumbunya tidak akan berlawanan dengan cahaya bintang (tidally lock).

"GJ 180 d merupakan planet yang suhunya paling mendekati Bumi, posisinya tidak tidally lock. Dengan begitu, kemungkinan untuk menjadi pengganti Bumi dan mempertahankan kehidupan jadi makin tinggi," kata astronom Fabo Feng dari Carnegie Institution for Science.

GJ 229A

Menikmati Matahari Akhir Tahun 2019 di Aceh
Dua pria memancing saat matahari terbenam terakhir tahun 2019 di pantai Lhoknga provinsi Aceh (31/12/2019). (AFP Photo/Chaideer Mahyuddin)

Sementara itu, GJ 229A c memiliki periode orbit 122 hari. Namun, bintangnya yakni Gliese 229A berukuran lebih besar dibandingkan Gliese 180. Selain itu, planet ini mungkin berlawanan dengan arah bintang.

Menariknya, Gliese 229A berada dalam sistem biner, dengan sebuah brown dwarf bernama Gliese 229B. Keduanya terbentuk seperti bintang, dengan material gumpalan gas.

GJ 229A c kini resmi merupakan super-Earth yang beriklim paling mirip dengan Bumi. Planet ini menjadi kandidat yang sangat baik untuk mempelajari bagaimana planet bisa terbentuk dan berevolusi.

(Tin/Why)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya