Liputan6.com, Jakarta - Amazon mengatakan akan merekrut 100 ribu pekerja gudang dan pengiriman di Amerika Serikat (AS) untuk menangani lonjakan pesanan online.
Peningkatan ini disebabkan banyak konsumen beralih ke layanan online untuk memenuhi kebutuhan mereka terkait kekhawatiran penyebaran Covid-19 (virus Corona).
Seperti Amazon, jaringan supermarket AS Albertrons, Kroger, dan Raley's juga mencari karyawan baru untuk bagian staf yang sibuk dan memenuhi pesanan online.
Advertisement
Baca Juga
Perusahaan-perusahaan itu beralih kepada orang-orang yang sebelumnya bekerja di bisnis restoran, travel, dan hiburan, yang disebut sedang mencari pekerjaan disebabkan penyebaran virus Corona.
"Kami ingin orang-orang tahu bahwa kami menyambut mereka di tim kami sampai semuanya kembali normal, dan kembali ke pekerjaan mereka sebelumnya," tulis Amazon di dalam unggahan blog perusahaan, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (17/3/2020).
Penyebaran virus Corona dilaporkan telah menyebabkan ribuan orang meninggal dunia di seluruh dunia, dan melakukan lockdown agar penyebarannya tidak semakin luas.
Â
Banyak Barang Tak Tersedia
Pandemi tersebut juga menyebabkan banyak barang tidak tersedia di Amazon, dan beberapa pengiriman memakan waktu lebih lama dari biasanya.
Untuk menarik karyawan baru, Amazon akan menambahkan UD 2 untuk minimum USD 15 per jam upah pekerja di Amerika Serikat (AS) hingga April 2020.
Pembayaran tambahan untuk karyawan Amazon per jam di Amerika Utara dan Eropa diprediksi akan memakan biaya lebih dari USD 350 juta.
Sejauh ini belum diketahui dampak operasional pengiriman dari kebijakan pembatasan baru AS. Namun di San Francisco Bay Area, orang-orang harus tinggal di rumah kecuali untuk beberapa tujuan penting seperti bekerja untuk bisnis yang mengirim barang, bahan makanan, atau jasa secara langsung ke tempat tinggal.
Â
Advertisement
Cegah Pelemahan Daya Beli Akibat Corona, Kemensos Cairkan Bansos Rp 7 Triliun
Di sisi lain, Kementerian Sosial (Kemensos) hingga 10 Maret 2020 telah mencairkan anggaran dari Kementerian Keuangan senilai Rp 7,014 triliun untuk mengantisipasi dampak yang ditimbulkan atas merebaknya virus Corona.
Menteri Sosial, Juliari P Batubara, mengatakan pihaknya telah mengambil langkah untuk mempercepat pencairan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) pada tahap II. Proses pencairan semustinya dijadwalkan pada April 2020, tapi diajukan lebih cepat menjadi Maret 2020.
"Setiap tahun, bantuan PKH diberikan empat tahap. Kalau sesuai jadwal disalurkan bulan Januari, April, Juli, Oktober. Khusus tahap kedua ini, diajukan dari bulan April menjadi bulan Maret 2020," jelasnya melalui keterangan tertulis, Selasa (17/3/2020).
Berdasarkan catatan Kemensos, Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang telah mencairkan bantuan PKH pada tahap II tersebar di berbagai daerah. Seperti di Kalimantan Selatan, Lampung (Kabupaten Lampung Timur, Pesawaran), Bengkulu, Nusa Tenggara Timur (NTT), Banten (Pandeglang, Serang, dan Kabupaten Lebak), Jawa Tengah, Maluku dan Maluku Utara, Sulawesi Tengah, dan Sumatera Selatan.
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial, Pepen Nazaruddin, menyampaikan besaran bantuan yang disalurkan pada tahap II yakni Rp 7.014.888.950.000 untuk 9.214.185 KPM.
Pepen mengimbau agar KPM tidak panik dengan kondisi yang berkembang belakangan ini. "Kita harapkan tidak ada gejolak harga makanan yang terjadi. Untuk itu, KPM diminta tidak perlu panik dengan isu mengenai virus Corona karena pemerintah telah berupaya untuk meminimlisirnya," jelasnya.
(Din/Isk)