Liputan6.com, Jakarta - Analis Ming-Chi Kuo memperkirakan pemblokiran aplikasi WeChat oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) akan berdampak pada penjualan iPhone secara global. Dampak terburuk, penjualan iPhone bisa menurun 25-30 persen.
Seperti diketahui sebelumya, Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, telah menandatangi perintah eksekutif untuk melarang ByteDance dan Tencent berbisnis dengan perusahaan-perusahaan AS.
Advertisement
Baca Juga
Langkah tersebut merupakan upaya AS memblokir aplikasi-aplikasi Tiongkok, yang diduga menimbulkan risiko terhadap keamanan data konsumen AS di tangan pemerintah Tiongkok. WeChat merupakan aplikasi pesan populer milik Tencent.
"Karena WeChat sangat penting bagi pengguna Tiongkok, mengintegrasikan komunikasi, pembayaran, e-commerce, software sosial, membaca berita, dan fungsi produktif, kami percaya langkah tersebut akan memengaruhi pengapalan iPhone di pasar Tiongkok," ungkap Kuo dalam catatan risetnya, seperti dikutip dari GSM Arena, Selasa (11/8/2020).
Karena penjualan iPhone bisa menurun, penjualan aksesoris terbaik iPhone juga diprediksi bisa menurun. Sementara untuk pengapalan iPhone secara global diprediksi turun 25 - 30 persen.
"Pengapalan iPhone global diperkirakan akan turun 25 - 30 persen. Pengapalan global produk-produk hardware Apple lain termasuk AirPods, iPad, Apple Watch, dan Mac, akan turun 15 -25 persen," jelas Kuo.
Dampak Lain
Sementara itu dalam skenario terbaik, Kuo mengatakan, pemblokiran Tencent hanya akan menyebabkan Apple menghapus WeChat dari App Store di AS.
"Jika ini terjadi, diperkirakan hanya 3 hingga 5 persen dari penjualan iPhone yang akan terpengaruh, sementara produk-produk Apple lainnya akan kurang dari 3 persen," ungkap Kuo.
Advertisement
Rekomendasi Kuo
Kuo merekomendaiskan bahwa investor-investor dari perusahaan dalam rantai suplai Apple harus mengurangi kepemilikan sahamnya. Hal ini disebabkan pemblokiran WeChat dapat memengaruhi perusahaan-perusahaan tersebut dalan skenario apa pun.
Pemblokiran terhadap Tencent dan TikTok akan berdampak pada kedua perusahaan. Hal serupa yang dialami Huawei masih berdampak sampai saat ini.
(Din/Isk)