YouTube Pakai Machine Learning untuk Terapkan Batasan Usia

YouTube memakai Machine Learning untuk menerapkan batasan usia pada video-video yang ada di platformnya.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 24 Sep 2020, 07:10 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2020, 07:00 WIB
Logo Youtube. Dok
Logo Youtube. Dok

Liputan6.com, Jakarta - YouTube memiliki alat yang memungkinkan kreator menerapkan batasan usia pada tiap videonya. Dengan batasan usia ini, hanya pengguna berusia dewasa yang bisa menonton video tertentu.

Sayangnya, pembatasan usia audiens di sebuah video sering kali hanya jadi tanggung jawab dari pembuat konten. Hanya sesekali algoritma YouTube menandai ada konten tidak pantas setelah ditinjau oleh tim.

Untuk meningkatan pembatasan usia pada video, YouTube pun berencana untuk membuat batasan usia jadi lebih ketat.

Ya, YouTube berencana untuk menggunakan algoritma machine learning untuk menandai video-video yang tidak pantas.

Selanjutnya, dari video tersebut, YouTube akan menerapkan batasa usia audiens yang boleh mengaksesnya.

Dengan implementasi ini, penonton berusia anak-anak akan sulit mengakses konten dewasa yang ada di YouTube.

Harus Login untuk Bisa Akses Video dengan Batasan Usia

Logo YouTube (Photo by Christian Wiediger on Unsplash)

YouTube menyebut, ketika video dengan batasan usia disematkan di situs web lain dan pengguna mengekliknya, mereka akan diarahkan ke laman YouTube.

Pengguna kemudian akan diminta masuk ke akun mereka untuk diverifikasi usianya.

"Ini akan membantu memastikan bahwa di mana pun video tersebut ditemukan, video itu hanya bisa ditonton oleh audiens yang sesuai," kata YouTube, seperti dikutip dari Ubergizmo, Kamis (24/9/2020).

Kerap Dikecam Gara-Gara Filter yang Kurang Ketat

Ilustrasi YouTube, Aplikasi YouTube
Ilustrasi YouTube, Aplikasi YouTube. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Sebelumnya, YouTube kerap dikecam karena beberapa konten diizinkan terus berada di platformnya.

YouTube juga pernah dikecam oleh kritikus karena adanya video konspirasi yang diam-diam masuk ke YouTube Kids.

Padahal, harusnya video tersebut disaring dengan ketat untuk mencegah video akses oleh anak-anak.

(Tin/Why) 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya