Dedikasi Onno W. Purbo Bantu Sediakan Akses Internet Berbuah Penghargaan Tertinggi

Kang Onno, sapaan akrabnya, salah satunya dikenal sebagai tokoh yang getol mempromosikan pemakaian perangkat lunak open source. Selain itu, namanya juga kerap diasosiasikan dengan aktivis yang memperjuangkan akses internet di Indonesia.

oleh M Hidayat diperbarui 19 Nov 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2020, 18:00 WIB
Onno W Purbo Raih Jonathan B Postel Award
Onno W Purbo Raih Jonathan B Postel Award. Kredit: Internet Society

Liputan6.com, Jakarta - Onno W. Purbo bukanlah nama asing di dunia teknologi informasi Indonesia. Kang Onno, sapaan akrabnya, salah satunya dikenal sebagai tokoh yang getol mempromosikan pemakaian perangkat lunak open source. Selain itu, namanya juga kerap diasosiasikan dengan aktivis yang memperjuangkan akses internet di Indonesia.

Bagi dia, akses internet merupakan hak siapa pun. Namun, karena beberapa alasan tentu kita tak bisa sepenuhnya mengandalkan pemerintah atau operator seluler untuk menyediakan jaringan internet bagi warga, terutama di daerah pedesaan dan/atau pedalaman.

Salah satu kontribusinya dalam memperjuangkan akses internet tecermin pada rekam jejaknya yang memopulerkan Wajanbolic, bahkan sampai ke luar negeri. Di Indonesia, teknologi yang pertama kali digagas oleh Gunadi alias "e-goen" ini banyak dipakai secara luas di infrastruktur jaringan RT/RW-net.

Sering kali Kang Onno mendapat pertanyaan, berapa nominal yang harus dibayarkan saat orang-orang hendak belajar darinya. Dengan santai, dia sering menjawab, "Bisa bayar pakai doa setiap sesudah salat."

"Saya sering minta didoakan semoga amal ibadah saya diterima, semoga urusan saya dimudahkan," tutur Kang Onno melanjutkan.

Sekian tahun lamanya bergerak memperjuangkan akses internet, perjalanan Kang Onno berbuah manis. Tak tanggung, dia meraih Jonathan B. Postel Service Award yang dianugerahkan oleh organisasi nirlaba internasional Internet Society. Bisa dibilang, ini merupakan penghargaan tertinggi di bidang internet karena setiap tahunnya, hanya ada 1 orang yang berhak menyandang penghargaan tersebut.

Dorongan rekan-rekan

Di balik penghargaan ini ada serangkaian proses yang mesti dilalui. Dalam sebuah wawancara daring pada Rabu (18/11/2020), Kang Onno bercerita bahwa pada awalnya dia tidak terlalu memedulikan penghargaan itu. Namun, dia mendapat dorongan dari sejumlah aktivis yang memperjuangkan akses internet lainnya di Asia.

"Jujur saya enggak terlalu peduli Award itu, sih. Cuma, ini di Asia sebetulnya ada orang-orang hebat juga. Jun Murai di Jepang; ITB pertama kali nyambung ke Internet gara-gara Jun Murai. Terus, Kanchana di Thailand, dia sampai pegang ICANN. Itu yang pegang domain di internet. Terus, satu lagi Kilnam Chon [Korea Selatan]. Dia ini berapa kali kirim email ke saya bilang, 'Onno, kamu harus masukkin [aplikasi] Jonathan B. Postel Award'," kata pria yang menyelesaikan pendidikan Teknik Elektro ITB pada 1987 tersebut.

Namun, dia mengakui bahwa saat itu dia memang tidak terlalu serius dalam mempersiapkan proposal aplikasi untuk penghargaan itu. Total, dia tiga kali mengajukan proposal dan berkat dorongan serta dukungan dari rekan-rekannya pada akhirnya dia terpilih sebagai penerima penghargaan. Untuk proposal ketiga pun  sebetulnya dia nyaris terlambat saat hendak mengajukan proposal tersebut.

 

 

Nasihat Rekan

2020 Postel Service Award
2020 Postel Service Award. Kredit: Internet Society

Namun saat itu, ada satu nasihat dari rekannya Kanchana, yang menyebut bahwa Kang Onno tidak akan pernah memenangkan penghargaan ini, jika rekam jejaknya memperjuangkan akses internet hanya berkutat di Indonesia.

"Memang di Indonesia pengguna Internetnya banyak, tapi kan itu satu negara. Award ini hanya dikasih ke orang yang membantu [memperjuangkan akses internet] di banyak negara, yang membantu dunia," ujar Kang Onno menceritakan nasihat rekannya.

Karena itu, dia pun mulai berinisiatif unutk mendokumentasikan kegiatannya memperjuangkan akses internet di berbagai negara, mulai dari Afrika Selatan, Timor Leste, Bangkok, Nepal, Bhutan, dan beberapa negara lainnya.

"Saya juga dibantu oleh ICT Watch, APJII, dan Mastel [dalam mempersiapkan proposal]. Karena ceritanya kita, Indonesia, membantu negara lain, dari situ Indonesia mulai dilihat [dipertimbangkan]. Itu yang akhirnya membuat [saya] terpilih," tutur pria yang juga bergelar master dan doktor dari McMaster University dan Waterloo University, Kanada tersebut.

 

Sambutan Menkominfo

Yang tidak disangka-sangka, Kang Onno mengatakan bahwa Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate juga turut hadir dalam acara penganugerahan penghargaan ini. "Saya kaget banget Pak Menteri ngasih sambutan. Soalnya rencananya enggak bakal begitu," ujar Kang Onno.

"Indonesia sangat bangga atas penghargaan yang dianugerahkan kepada Tuan Purbo. [...] Kontribusinya di sektor digital Indonesia tak ternilai. Doktor Purbo telah bekerja tanpa henti selama 30 tahun terakhir untuk menghubungkan orang-orang [ke jaringan internet]. Saya, atas nama pemerintah dan warga Indonesia, sekali lagi mengucapkan terima kasih atas penghargaan yang diberikan kepada Doktor Purbo," tutur Menkominfo Johnny dalam sambutannya.

Bahkan, kata dia, Menkominfo dalam sambutannya juga sempat menyoroti LMS Onno Center, yang beralamat di https://lms.onnocenter.or.id/moodle/. Di platform LMS itu dia menyediakan ratusan materi yang telah menjangkau puluhan ribu orang peserta. Selain itu, lewat platform tersebut juga menjadi pelengkap kanal YouTube "Onne Center" sebagai medium lain untuk menyampaikan materi. 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya