Nusantics Raih Pendanaan Seri A dan Angkat Triawan Munaf sebagai Komisaris

Nusantics mengumumkan penggalangan modal dengan nilai tak dipublikasikan di putaran pendanaan Seri A dan mengangkat Triawan Munaf sebagai komisaris.

oleh M Hidayat diperbarui 07 Jan 2021, 17:30 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2021, 17:30 WIB
Ilustrasi pendanaan startup, funding startup, dolar, uang dolar, uang
Ilustrasi pendanaan startup, funding startup, dolar, uang dolar, uang. Kredit: Gerd Altmann via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Nusantics mengumumkan penggalangan modal dengan nilai tak dipublikasikan di putaran pendanaan Seri A yang dipimpin oleh East Ventures. Sebelumnya East Ventures menggulirkan investasi pada putaran pendanaan tahap awal (seed) ke startup lokal di bidang teknologi genomika itu.

Di tengah pandemi Covid-19, Nusantics berhasil menggunakan kemampuan perusahaan dalam riset mikrobioma untuk mengembangkan dua generasi alat uji (test kit) Covid-19 berbasis PCR dengan tingkat sensitivitas dan spesifitas tinggi.

Test kit itu disebut mampu mendeteksi beragam mutasi virus Corona di Indonesia, termasuk strain virus yang baru-baru ini mewabah di Inggris.

Alat uji generasi pertama telah distribusikan ke 19 provinsi di penjuru Indonesia sebagai bagian dari gerakan Indonesia PASTI BISA berkolaborasi dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Kemudian, Nusantics bermitra dengan Bio Farma dalam pengembangan alat uji generasi kedua yang memangkas proses diagnosis pengujian menjadi 3 kali lebih cepat.

Alat uji ini juga diklaim masih relevan dengan mutasi virus terkini yang terdeteksi mewabah di United Kingdom. Bio Farma telah memproduksi dan memasarkan kedua generasi test kit tersebut, dengan kapasitas produksi 1,5 juta test kit per bulan yang bisa ditingkatkan hingga 3 juta

"Kami berencana mengembangkan produk baru, yaitu test kit yang dapat mendeteksi virus melalui sampel air liur. Penggunaan air liur meningkatkan efisiensi, tingkat keselamatan tenaga medis, dan membuat proses pengambilan sampel menjadi lebih nyaman," ujar CTO Nusantics Revata Utama.

Metode uji ini, menurut Revata, memungkinkan deteksi potensi penularan karena dapat membedakan sampel mana yang lebih menular [infectious].

Selain itu, kami terus melakukan optimasi agar test kit yang selama ini diproduksi dapat digunakan di semua jenis mesin PCR di Indonesia," tutur Revata.

Nusantics Hub

Sejak putaran pendanaan awal, Nusantics telah membuka Nusantics Hub di Jakarta, laboratorium mikrobioma pertama di Indonesia yang menyediakan layanan pengujian dan konsultasi untuk perawatan keseimbangan mikrobioma kulit.

Perusahaan rintisan tersebut saat ini juga bekerja sama dengan beberapa perusahaan dalam proyek penelitian dan pengembangan terkait mikrobioma.

Kali ini Nusantics akan menggunakan pendanaan di putaran Seri A in iuntuk memperkuat kapabilitas penelitian dan pengembangan, sehingga dapat meneruskan inovasi di bidang analisis mikrobioma dan alat diagnosis medis.

"Fokus jangka pendek kami adalah turut serta dalam upaya penanggulangan pandemi, sedangkan fokus jangka menengah kami ialah membentuk pemahaman di publik tentang keterkaitan antara keanekaragaman mikrobioma dan kesehatan. Kami ingin berkontribusi dalam mencari solusi dari dampak Anthropocene (dampak manusia ke lingkungan), dengan memanfaatkan indeks keanekaragaman hayati yang terkait mikrobioma," ujar CEO Nusantics Sharlini Eriza Putri.

 

Triawan Munaf Jadi Komisaris

Selain itu, Venture Advisor East Ventures Triawan Munaf bergabung sebagai anggota Dewan Komisaris di Nusantics.

"Anak muda Indonesia harus terus berinovasi di bidang bioteknologi di dalam negeri dan berkolaborasi dengan pemangku kepentingan yang lain, termasuk pemerintah, demi meningkatkan ketahanan lokal. Nusantics, telah menunjukan semangat kolaborasi tersebut dan saya sangat senang bisa menjadi bagian dari perjalanan mereka," kata Triawan Munaf.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya