Studio Gim Cyberpunk 2077 dan The Witcher 3 Diserang Ransomware

Hacker mengklaim diri mereka telah mencuri source code untuk gim Cyberpunk 2077 dan mengenkripsi berbagai data diperangkat perusahaan.

oleh Yuslianson diperbarui 10 Feb 2021, 11:30 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2021, 11:30 WIB
Cyberpunk 2077
Cyberpunk 2077 (Doc: CD Projekt Red)

Liputan6.com, Jakarta - Pengembang gim Cyberpunk 2077, CD Projekt Red, mengumumkan perusahaan telah menjadi korban serangan ransomware.

Adapun pelaku kejahatan siber tersebut mengklaim diri mereka telah mencuri source code untuk gim Cyberpunk 2077, Gwent, dan The Witcher 3 (termasuk prototipe gim yang belum dirilis).

Selain source code gim, hacker juga mencuri dokumen yang berhubungan dengan akunting, administrasi, legal, HR, informasi investor, dan masih banyak lagi.

Meski jaringan internal dan sejumlah perangkat perusahaan mampu disusupi dan dienkripsi oleh pelaku kejahatan, perusahaan tidak ingin tunduk atau bernegosiasi dengan hacker.

"Kami tidak akan menyerah pada tuntutan atau bernegosiasi dengan pelaku, walau sadar pada akhirnya mengarah pada dirilisnya data yang telah dicuri tersebut," tulis perusahaan, sebagaimana dikutip dari Ars Technica, Rabu (10/2/2021).

Tak hanya itu, studio gim Cyberpunk 2077 tersebut juga percaya tidak ada data pribadi gamer yang dicuri dan dibocorkan oleh penjahat siber ke internet.

 

Ancam Jual Source Code dan Data ke Pihak Lain

cyberpunk 2077. (Doc: CD Projekt Red)

Dalam sebuah tweet di akun CD Projekt Red, perusahaan memposting sebuah catatan tebusan yang ditinggalkan oleh peretas.

Di surat tersebut, pelaku mengancam perusahaan dengan akan merilis source code gim milik studio tersebut bersama dokumen yang dicuri untuk dijual ke pihak lain di internet.

CD Projekt Red sendiri mengatakan, saat ini sudah mengamankan infrastruktur IT mereka dan mulai memulihkan datanya dari file backup.

Studio Gim Lain yang Jadi Korban Peretasan

Cyberpunk 2077. (Doc: CD Projekt RED)

Terkait kasus peretasan terhadap studio gim lainnya, Capcom sempat menjadi korban. Pada 2 November 2020, server milik Capcom tiba-tiba tumbang karena "ada pihak ketiga yang mengakses server tanpa izin perusahaan."

Dilaporkan Bleeping Computer, grup hacker yang mengklaim bertanggung jawab atas aksi peretasan itu mengaku telah men-download data sebesar 1TB.

Mereka mengatakan, data yang dicuri berisikan semua informasi pribadi karyawan Capcom, data pengguna, hingga informasi keuangan perusahaan.

(Ysl/Why)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya