Pakar: Industri Siber Mampu Bantu Ekonomi Nasional Pulih Saat Pandemi

keamanan siber Pratama Persadha menjelaskan salah satu sektor yang bisa membantu perbaikan ekonomi adalah industri siber Tanah Air.

oleh Yuslianson diperbarui 17 Agu 2021, 17:00 WIB
Diterbitkan 17 Agu 2021, 17:00 WIB
Ilustrasi Internet (iStockphoto via Google Images)
Ilustrasi Internet (iStockphoto via Google Images)

Liputan6.com, Jakarta - Memasuki usia Indonesia yang ke 76 tahun ini, Presiden Joko Widodo menyampaikan Indonesia harus bergeser dari ekonomi berbasis komoditi menuju ekonomi berbasis inovasi dan teknologi.

Selain itu, Presiden juga meminta BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) menjadi otak pemulihan ekonomi nasional.

Menanggapi arahan Presiden itu, dalam keterangannya Selasa (17/8/2021), pakar keamanan siber Pratama Persadha menjelaskan salah satu sektor yang bisa membantu perbaikan ekonomi adalah industri siber Tanah Air.

Berdasarkan data tahun 2020, nilai transaksi perdagangan digital Indonesia mencapai lebih dari Rp 253 triliun.

Diperkirakan, angka tersebut akan meningkat menjadi Rp 330,7 triliun di 2021 seperti disebut Presiden dalam sidang Tahunan MPR RI.

“Pada Situasi pandemi saat ini, pemulihan ekonomi lewat inovasi teknologi tidak bisa hanya bergantung pada BPPT saja”, terang chairman lembaga riset keamanan siber Indonesia CISSReC (Communication & Information System Security Research Center) ini.

"Lembaga negara maupun swasta lainnya juga harus didorong turut membantu inovasi teknologi serta riset," tambahnya.

Selain BPPT, BPS (Badan Pusat Statistik) yang bertugas melakukan riset untuk menyediakan berbagai data juga punya peran yang penting.

Salah satunya mengenai perkiraan apa saja dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia baik saat ini maupun beberapa tahun mendatang.

“BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) juga bisa membantu meningkatkan kerja sama riset global dan salah satu fokusnya pada ekonomi digital," terang pria asal Cepu Jawa Tengah ini. 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Industri Siber Berkembang Cepat

Ia menggarisbawahi, saat ini salah satu industri yang bisa berkembang dengan cepat adalah industri siber.

Industri siber tidak memerlukan infrastruktur seperti pabrik dengan tanah yang luas sehingga bisa mengurangi biaya investasi.

Seharusnya hal ini bisa didorong oleh pemerintah sejak diawal, sebagai solusi digital buatan anak negeri yang harus ditingkatkan. Contoh sukses industri siber tanah air sudah sangat banyak seperti Tokopedia, Bukalapak, Gojek, dan lain sebagainnya.

"Dengan memenuhi kebutuhan siber di dalam negeri, Indonesia bisa melakukan perbaikan ekonomi ditengah pandemi maupun pasca pandemi. Namun syaratnya jelas pemenuhan kebutuhan infrastruktur siber harus dipenuhi, penguatan SDM dan riset teknologi juga harus diprioritaskan”, terangnya.

 

Harus Amankan Wilayah Siber Indonesia

BSSN juga harus bekerja lebih keras dalam rangka mengamankan wilayah siber Indonesia guna mewujudkan peningkatan pertumbuhan ekonomi digital nasional.

Salah satunya yaitu berkolaborasi dengan semua pemangku kepentingan siber di Indonesia baik swasta maupun institusi negara dalam melakukan pengamanan siber untuk menghindari pencurian data di masa yang akan datang, imbuhnya.

“Kita nanti ada momentum UU Perlindungan Data Pribadi yang akan membutuhkan banyak SDM maupun teknologi yang harus diimplementasikan agar tidak melanggar UU dan mendorong keamanan siber. Seharusnya ini juga disediakan sebagian besar oleh SDM dan produk anak bangsa. Pada akhirnya perputaran uang akan membantu perbaikan ekonomi nasional,” pungkas Pratama.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya