Rusia Ledakkan Satelit, Ciptakan Sampah Berbahaya di Antariksa

Rusia dikabarkan meledakkan satelit lawasnya menggunakan pengujian bernama anti-satelit (ASAT). Hal ini pun menciptakan puing-puing yang membahayakan keselamatan para astronaut di Stasiun Antariksa Internasional (ISS).

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 16 Nov 2021, 19:00 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2021, 19:00 WIB
Asteroid yang Dekat Bumi
Asteroid Apophis yang lintasannya amat dekat dengan Bumi (kuning) akan melewati planet ini pada tahun 2029 dalam jarak yang setara dengan beberapa satelit (biru). Garis ungu mewakili orbit Stasiun Angkasa Luar Internasional. (NASA)

Liputan6.com, Jakarta - Rusia menghancurkan salah satu satelitnya dengan rudal berbasis di darat, program pengujian ini dikenal dengan sebutan anti-satelit (ASAT). Hal ini pun menciptakan ribuan kepingan sampah antariksa yang menyebar ke orbit Bumi.

Departemen Luar Negeri AS mengidentifikasi, ada lebih dari 1.500 puing dan ribuan puing kecil yang tidak bisa dilacak.

Parahnya, puing-puing ini melewati Stasiun Antariksa Internasional (ISS) tiap 90 menit. Gara-gara puing yang melewati ISS, para astronaut yang tinggal di sana harus berlindung.

Menurut informasi dari Departemen Luar Negeri AS, puing-puing ini membahayakan bagi ISS.

"Pengujian ini akan secara signifikan meningkatkan risiko bagi astronaut dan kosmonot di ISS serta aktivitas penerbangan luar angkasa lainnya," kata Juru Bicara Deplu AS Ned Price, dikutip dari The Verge, Selasa (16/11/2021).

Ia mengatakan, apa yang dilakukan Rusia telah membahayakan dan tidak bertanggung jawab. Rusia disebut telah membahayakan keberlangsungan luar angkasa secara jangka panjang.

Administrator NASA Bill Nelson memastikan puing-puing dari program anti-satelit Rusia (ASAT) telah membuat para astronaut harus berlindung di ISS.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

NASA Marah

ISS
International Space Station (sumber : engadget.com)

"Saya marah dengan tindakan yang tidak bertanggung jawab. Tidak terpikirkan Rusia akan membahayakan bukan hanya astronaut NASA dan internasional, tetapi juga kosmonot mereka sendiri," kata Nelson.

Komando Luar Angkasa AS yang mengawasi pelacakan benda-benda luar angkasa dan puing di orbit sekitar Bumi mengatakan, mereka baru mengetahui peledakan tersebut menghasilkan puing-puing membahayakan di luar angkasa.

Mereka juga akan bekerja untuk mengkarakterisasi bidang puing-puing yang berserakan serta memastikan negara-negara yang akan menyelenggarakan misi luar angkasa memiliki informasi yang diperlukan. Agensi yang terkait dengan penerbangan antariksa pun saling berkoordinasi satu sama lain.

Nama Satelit yang Diledakkan

Dua astronaut melakukan misi spacewalk di luar Stasiun Antariksa Internasional (ISS) untuk memperbaiki detektor partikel kosmis. (NASA)
Dua astronaut melakukan misi spacewalk di luar Stasiun Antariksa Internasional (ISS) untuk memperbaiki detektor partikel kosmis. (NASA)

Ini bukan pertama kalinya program ASAT Rusia berpotensi membahayakan. Pada 2020, Komando Luar Angkasa AS melaporkan, ada dua uji ASAT Rusia. Namun kedua tes ini tidak menghancurkan target di luar angkasa.

Perusahaan pelacakan ruang angkasa LeoLabs mengkonfirmasi di Twitter, mereka mengamati beberapa objek yang berlokasi di satelit lawas Rusia bernama Kosmos 1408 yang merupakan target dari uji ASAT.

Sementara, astrofisikawan dari Harvard Jonathan McDowell mengkalkulasi waktu pertama kali puing melewati ISS terjadi pukul 2.06 pagi waktu AS. Ia kemudian menemukan, puing melewati ISS tiap 93 menit sejak pertama kali melintas.

(Tin/Isk)

 

Infografis Tentang Satelit

Infografis: 26 Satelit Milik Indonesia (Liputan6.com / Abdillah)
Infografis: 26 Satelit Milik Indonesia (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya