Liputan6.com, Jakarta - Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI) mengungkap saat ini sedang mengupayakan agar esports dapat menjadi salah satu kegiatan ekstrakulikuler (ekskul), seperti sepak bola, voli, dan lainnya.
Untuk mewujudkan hal ini, PBESI sedang bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pemuda dan Olahraga, dan instasi terkait.
Baca Juga
Sebagai langkah awal, PBESI sudah melakukan pelatihan esports kepada guru-guru dan pelatih agar nantinya pelajaran di ekstrakulikuler sesuai dengan standar telah dibuat.
Advertisement
"Beberapa minggu lalu kita sempat mengadakan pelatihan soal esports kepada guru dan coach, mereka mendapatkan informasi dan materi ekskul yang sesuai dengan standar," ucap Ashadi Ang, Ketua Bidang Humas dan Komunikasi PBESI di Jakarta.
Dia juga mengatakan, ekskul esports akan dimulai pada Januari 2022 dengan tahap awal di beberapa sekolah swasta di Pulau Jawa.
Saat ditanyakan kenapa baru sekolah swasta, dia mengatakan, "Saat ini memang masih sebatas sekolah swasata, untuk sekolah negeri sendiri belum karena harus menunggu tahun ajaran baru."
Sayang, pihak PBESI sendiri masih belum mengungkap judul gim atau platform apa saja yang akan diajarkan dalam ekskul esports ini.
"Saat ini kita masih belum kasih informasi apa saja judul gim yang masuk ke dalam ekskul esports, apakah hanya konsol, PC, atau mobile saja. Kita akan update nanti," ujar Ashadi Ang.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Masuk Kurikulum?
PBESI juga sudah menjajako sejumlah perjanjian dengan pihak sekolah dan asosiasi orang tua murid agar dapat mulai memasukkan esports sebagai mata pelajaran ekskul.
"Karena masih ekskul, ini bukan kurikulum yang bisa dipaksakan ke orang tua dan murid sendiri. Oleh sebab itu, kita tidak akan menerima murid tanpa persetujuan orang tua."
Ashadi juga mengakui, saat ini PBESI memang memiliki rencana agar esports masuk ke dalam kurikulum. "Sebelum hal itu, kita bereskan dulu ekosistemnya dan ekses negatif tentang esports di masyarakat."
Â
Advertisement
Akademi Esports
Lebih lanjut, PBESI juga berencana untuk mendirikan training center atau pusat pelatihan bagi calon atlet atau para atlet esport yang menjadi bagian program pembinaan.
Selain sebagai tempat latihan, akademi ini juga akan menjadi tempat dimana masyarakat umum mendapatkan edukasi tentang esports.
"Esports itu ada positifnya, kita ingin ajarkan ke orang tua dan player bermain gim itu tidak harus berlebihan. Harus efektif, 1 jam bisa dimanfaatkan dengan baik sehingga bisa fokus dan berprestasi," katanya.
(Ysl/Isk)