Liputan6.com, Jakarta - Smartfren mencatat adanya kenaikan traffic internet nasional rata-rata 9 peren selama Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2022. Kenaikan ini selaras dengan prediksi dan sudah diantisipasi, sehingga layanan Smartfren tetap optimal dinikmati seluruh pelanggan.
Menurut Smartfren, peningkatan traffic internet kali ini terkonsentrasi di berbagai wilayah pemukiman. Adapun aktivitas yang berkontribusi pada kenaikan traffic adalah akses aplikasi streaming (8 persen), game (6 persen), serta media sosial (11 persen).
Baca Juga
"Selain antisipasi untuk lonjakan traffic internet Natal dan Tahun Baru, Smartfren secara rutin terus melakukan optimasi dan peningkatan kapasitas jaringan," tutur VP Network Operations Smartfren, Agus Rohmat dalam keterangan resmi yang diterima, Senin (10/1/2022).
Advertisement
Sementara berdasarkan wilayah, peningkatan traffic internet Smartfren terbesar terjadi di Jabodetabek. Saat Natal peningkatan mencapai 10 persen dari hari biasa, sedangkan saat Tahun Baru 2022 mencapai 12 persen dari traffic hari biasa.
Selain itu, peningkatan traffic signifkan juga terjadi wilayah Jawa Tengah, dengan rata-rata mencapai 9 persen dibandingkan hari biasa. Terjadinya peningkatan ini salah satunya didorong oleh perubahan pola mobilitas masyarakat yang kini sebagian lebih banyak di rumah.
Untuk menjamin pelanggan bisa mendapatkan koneksi internet terbaik, Smartfren juga telah menerapkan berbagai teknologi mutakhir pada seluruh jaringan, yaitu multiple carrier, milimeter wave, small cell, 4x4 MIMO, beam forming, full duplex, serta 256 QAM.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Smartfren Siap Bangun Data Center Tahun Ini
Di sisi lain, Smartfren diketahui telah menandatangani nota kesepahaman dengan perusahaan Abu Dhabi yang bergerak di bidang kecerdasan buatan dan cloud computing yaitu G42 (Group 42) dan PT Amara Padma Sehati (APS) sebagai mitra lokal asal Indonesia.
Lewat nota kesepahaman yang ditandatangin pada 31 Oktober 2021 tersebut, Smartfren berencana untuk membangun data center berkapasitas 1000MW di Indonesia.
Mengenai rencana tersebut, Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys mengatakan pihaknya kini tengah menindaklanjutinya. Ia berharap pembangunan data center ini dapat dilakukan tahun depan.
"Saat ini sedang dilakukan follow up untuk perencanaan yang lebih komplit dan komprehensif. Diharapkan data center pertama itu deployment-nya di 2022," tuturnya dalam Public Exposes Smartfren yang digelar virtual, Rabu (29/12/2021).
Pembangunan data center ini dilakukan karena Smartfren sebagai perusahaan memahami pentingnya pusat data sebagai tulang punggung perkembangan industri digital di Indonesia.
"Kami optimistis, kerja sama ini akan mewujudkan pembangunan pusat data di tanah air dan menjaga kedaulatan data nasional yang sedang dilakukan Pemerintah Indonesia," tutur Chairman & CEO, Sinar Mas Telecommunications & Technology, Franky Oesman Widjaja saat pengumuman.
Nantinya, Smartfren dan perusahaan afiliasinya Moratel akan berkolaborasi dengan APS dan G42 yang berperan sebagai mitra strategis.
Berbekal pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki masing-masing perusahaan, kolaborasi ini diharapkan bisa meningkatkan ketahanan, keamanan, dan kedaulatan data nasional.
Advertisement
Kebutuhan Pusat Data di Indonesia
Terlebih, kebutuhan pusat data di Indonesia saat ini memang tengah berkembang pesat. Karenanya, pembangunan pusat data yang memadai di dalam negeri menjadi hal yang mendesak untuk dilakukan.
Penggunaan pusat data yang berada di dalam negeri juga memberi kemampuan akses data yang lebih mudah, cepat, dan aman, sekaligus melengkapi dan memperkuat ekosistem digital untuk mendukung pengembangan ekonomi digital di Indonesia.
"Dengan kemampuan kami dalam hal cloud computing, kami di G42 senang dan siap bekerja sama dengan Smartfren serta mitranya untuk mendukung pengembangan strategis infrastruktur digital Indonesia sesuai dengan standar internasional tertinggi untuk desain fasilitas, operasi, serta privasi dan keamanan data," tutur CEO G42, Peng Xiao.
(Dam/Ysl)