Tak Melulu Aman, Ini Risiko Membeli Koin dan Token Kripto

Investasi kekinian token kripto dan koin kripto ternyata tidak memulu aman dan menghasilkan cuan. Pakar keamanan siber Alfons Tanujaya membeberkan sejumlah risiko dari pembelian koin dan token kripto. Apa saja?

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 15 Feb 2022, 19:00 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2022, 19:00 WIB
Ilustrasi aset kripto, mata uang kripto, Bitcoin, Ethereum, Ripple
Ilustrasi aset kripto, mata uang kripto, Bitcoin, Ethereum, Ripple. Kredit: WorldSpectrum via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Investasi dengan membeli koin dan token kripto kini menjadi jenis investasi yang digandrungi milenial.

Diklaim akan menghasilkan cuan yang tinggi, ternyata membeli koin dan token kripto juga memiliki sejumlah risiko.

Pakar Keamanan Siber Alfons Tanujaya mengungkap setidaknya ada 5 risiko membeli koin kripto dan token kripto yang perlu diketahui. Apa saja?

1. Volatilitas yang Luar Biasa Tinggi

Menurut Alfons, antara Juli – Oktober 2021 harga bitcoin pada Januari 2021 sebesar USD 40.000. Lalu pada 12 April 2021 harganya USD 63.000, kemudian pada Juli 2021 harganya USD 29.800, November USD 69.000 dan USD 49.000, kemudian pada Desember USD 49.000.

"Ini kita membicarakan mata uang kripto nomor 1, Bitcoin. Kalau mata uang kripto terbaik memiliki fluktuasi seperti ini, banyak mata uang kripto lain yang (nilainya) bisa naik tinggi, lalu turun dan tidak naik-naik lagi," kata Alfons.

2. Tidak ada Regulator

Hal lain yang perlu dipahami dari membeli koin dan token kripto alias cryptocurrency adalah, tidak ada regulator atau lembaga yang mengontrolnya.

Pasalnya, semua bergantung pada jaringan blockchain yang terdesentralisasi.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

3. Transaksi Tidak Bisa Dibatalkan

Ilustrasi bitcoin dan ethereum (Foto: Unsplash/Thought Catalog)
Ilustrasi bitcoin dan ethereum (Foto: Unsplash/Thought Catalog)

Hal lain yang perlu diketahui, transaksi koin atau token kripto tidak bisa dibatalkan.

"Sekali tercatat akan tetap tercatat, sekalipun transaksi tersebut terjadi karena aksi kriminal," kata Alfons.

4. Rumit dan Andalkan Teknologi

Koin kripto dan token kripto menurut Alfons, 100 persen bergantung pada channel digital. "Jika kode rahasia kredensial atau private key aset Anda hilang atau berhasil dicuri, aset tersebut akan hilang selamanya dan tidak ada kemungkinan kembali," ujar Alfons.

Untuk itu menurutnya, langkah pertama yang harus dilakukan sebelum memiliki aset kripto adalah si pemain kripto harus sudah menguasai cara mengamankan aset kripto digital yang dimiliki dengan baik.

Untuk itulah, Alfons menyarankan agar pemain investasi koin atau token kripro menggunakan dompet cold storage.

Cold storage mengacu pada perangkat keras berbentuk alat portabel yang memungkinkan pengguna mengunduh dan membawa koin atau cryptocurrency lainnya.

Untuk menggunakannya, pemilik aset kripto harus membeli perangkat lebih dahulu. Karena alat telah dienkripsi dan tidak beredar di jaringan internet, cold storage dianggap lebih aman untuk menyimpan aset kripto.

5. Exchange

Crypto Bitcoin
Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

Exchange adalah tempat bertransaksi kripto, mengembangkan serta menyimpan aset kripto Anda.

"Jika exchange Anda mengalami kebangkrutan atau peretasan, aset kripto Anda yang disimpan di exchange juga akan ikut dicuri dan tidak ada jaminan terhadap keamanan aset kripto Anda," tutur Alfons.

Ia mengibaratkan, berbeda dengan saham di pialang saham, ketika ada saham yang dicuri, masih bisa dilacak dan dibatalkan jika terjadi aksi kriminal pada saham yang dimiliki.

(Tin/Ysl)

Infografis Tentang Kripto

Lipsus Bitcoin
Infografis bitcoin (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya