CEO Jawab Pertanyaan Karyawan Soal PHK Jika Twitter Dibeli Elon Musk

CEO Twitter Parag Agrawal menjawab pertanyaan karyawan mengenai nasib Twitter usai Elon Musk menawarkan diri membeli Twitter dan menjadikannya sebagai perusahaan privat.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 15 Apr 2022, 12:00 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2022, 12:00 WIB
CEO Twitter baru Parag Agrawal
CEO Twitter baru, Parag Agrawal, yang menggantikan Jack Dorsey (Foto: The Verge).

Liputan6.com, Jakarta - CEO Twitter Parag Agrawal memberitahukan ke karyawan mengenai penawaran Elon Musk untuk membeli Twitter sepenuhnya. Kepada karyawan, Agrawal mengatakan, Twitter masih mengevaluasi penawaran dari sang miliarder.

Sebelumnya, Elon Musk menawarkan diri untuk membeli Twitter secara sepenuhnya dengan harga USD 43 miliar atau setara Rp 588,6 triliun, tunai. Elon Musk berencana menjadikan Twitter sebagai perusahaan privat.

Menurut seseorang yang hadir, sang CEO Twitter melakukan sesi tanya jawab selama 25 menit tentang penawaran Elon Musk bersama dengan para karyawan Twitter.

Pengganti Jack Dorsey ini tidak mengatakan kapan dewan direksi akan memberikan jawaban atas penawaran Musk atau rencana apa yang diambil.

Hal ini pun membuat sejumlah karyawan merasa frustasi karena ingin mendapatkan penjelasan yang lebih rinci.

"Dewan akan mengikuti proses yang ketat dan membuat keputusan demi kepentingan terbaik para pemegang saham," kata Agrawal.

Agrawal juga menyampaikan kekhawatiran para karyawan atas masa depan Twitter jika benar Elon Musk mengambil alih jejaring sosial ini.

Seorang karyawan bahkan sempat bertanya tentang kemungkinan PHK karyawan di masa depan, jika Twitter benar jadi milik Elon Musk.

Jawaban Agrawal juga tidak begitu jelas, ia menyebut, jika ada PHK, tidak akan ditentukan oleh peringkat kinerja individu.

Agrawal juga mendapat pertanyaan mengenai opsi saham karyawan jika Twitter jadi perusahaan privat. Sang CEO Twitter hanya menjawab, "saat ini masih terlalu dini untuk berspekulasi."

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Keputusan Elon Musk Beli Twitter Bukan Demi Uang

FOTO: Elon Musk Jadi Saksi Sidang Akuisisi SolarCity
Elon Musk berjalan dari pusat peradilan di Wilmington, Delaware, Amerika Serikat, Senin (12/7/2021). Pemegang saham menuduh Elon Musk memperkaya dirinya serta keluarganya dengan kesepakatan yang terjadi pada 2016 terkait masalah akuisisi SolarCity. (AP Photo/Matt Rourke)

 

Sebelum pertemuan antara CEO dan karyawan, Elon Musk mengkritik kemungkinan keputusan dewan direksi Twitter terhadap tawaran yang diajukan.

"Sama sekali tidak bisa dihindari untuk tidak mengajukan penawaran ini ke pemungutan suara pemegang saham," katanya.

Sementara, dalam wawancara di konferensi TED 2022 di Vancouver, Elon Musk menyebut, tawarannya untuk membeli seluruh Twitter bukan merupakan upaya menghasilkan uang.

"(Elon Musk) tidak peduli sama sekali dengan ekonomi, ingin melindungi kebebasan berbicara (di Twitter) dan membuka algoritma untuk ada pengawasan dari luar," kata Elon Musk.

Elon Musk juga mengatakan pada hadirin di TED, ia memiliki rencana B jika Twitter memutuskan untuk menolak tawarannya.

Jika Twitter berhasil bertahan melawan Elon Musk, karyawan sudah bertanya-tanya apakah hal itu bisa menahan upaya akuisisi di masa depan.

Agrawal saat itu juga terlihat tidak sepakat ketika ada seorang karyawan yang bertanya kemungkinan Twitter mengundang semua miliarder ke dewan direksi.

Elon Musk Tawar Twitter USD 43 Miliar

Elon Musk
Elon Musk, founder Tesla dan SpaceX. Sumber: Business Insider

Bos Tesla dan SpaceX Elon Musk menawarkan diri untuk membeli Twitter dengan harga USD 41 miliar (setara Rp 588,6 triliun) tunai. Demikiran dikutip dari Reuters, Kamis (14/4/2022).

Elon Musk menyebut, perusahaan media sosial yang sering dikritik itu perlu menjadi perusahaan privat agar bisa terjadi perubahan yang efektif.

Sekadar informasi, dalam pengajuan Kamis lalu, Elon Musk berniat untuk membeli Twitter sebesar USD 54,20 (Rp 778,3 ribu) per lembar sahamnya.

Elon Musk belum lama ini telah menguasai 9,2 persen saham Twitter yang ia beli senilai Rp 43 triliun. Kepemilikan saham tersebut membuat Elon Musk jadi pemilik saham Twitter mayoritas.

Sebelumnya, orang terkaya di dunia ini menolak tawaran untuk bergabung di dewan direksi Twitter, usai mengungkap kepemilikan sahamnya di perusahaan.

Para analis menilai, keengganan Elon Musk untuk gabung di dewan direksi Twitter mengisyaratkan niatnya untuk mengambil alih Twitter sepenunhnya.

Pasalnya, menurut aturan, kursi dewan akan membatasi kepemilikan seseorang atas Twitter dengan nilai saham maksimal 15 persen.

Anggap Tawarannya yang Terbaik

Aplikasi Twitter
Aplikasi Twitter. Ilustrasi: Dailydot.com

"Sejak melakukan investasi, saya kini sadar perusahaan tidak akan berkembang atau melayani keharusan sosial dalam bentuknya yang sekarang. Twitter perlu diubah sebagai perusahaan swasta," tutur Elon Musk dalam sebuah surat kepada Chairman Twitter, Bret Taylor.

Kepada Taylor, Elon Musk menyebut tawarannya adalah yang tawaran terbaik. "Pawaran saya adalah yang terbaik dan yang terakhir. Jika tidak diterima, saya perlu mempertimbangkan kembali posisi saya sebagai pemegang saham," kata Elon Musk.

Menurut data Refinitiv, nilai total tawaran Elon Musk itu dihitung berdasarkan 763,58 juta lembar saham yang beredar.

Terlepas dari tawaran tersebut, Elon Musk yang menganggap dirinya sebagai pendukung kebebasan berbicara sebelumnya mengkritik Twitter.

Belum lama ini, Bos SpaceX ini juga mengadakan polling di Twitter, menanyakan ke followers apakah Twitter sudah mematuhi prinsip kebebasan berpendapat.

Sekadar informasi, Elon Musk kini punya lebih dari 80 juta pengikut sejak bergabung dengan Twitter tahun 2009 silam. Elon Musk menggunakan Twitter untuk membuat sejumlah pengumuman terkait langkah bisnisnya.

(Tin/Isk)

Infografis Tekno Google Twitter
Infografis Tekno Google Twitter (liputan6/desi)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya