Tesla Tarik 130.000 Mobil, Perbaiki Masalah Layar Sentuh karena CPU Overheating

Tesla menarik 130.000 unit kendaraan model tertentu dari peredaran, kendaraan-kendaraan ini akan diperbaiki karena layar sentuhnya bermasalah akibat CPU yang mengalami overheating.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 12 Mei 2022, 07:30 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2022, 07:30 WIB
Tesla Model 3
Tesla Model 3, mobil listrik ketiga Tesla siap dikirim ke konsumen. (Carscoops)

Liputan6.com, Jakarta - Tesla menarik mundur 130.000 mobil karena ada masalah yang membuat CPU sistem hiburan kendaraan mengalami overheat karena pengisian daya cepat. Hal ini membuat terjadinya malfungsi pada layar sentuh, bahkan bisa membuat layar sama sekali tidak berfungsi.

Melihat hal tersebut, Tesla pun menggulirkan perbaikan over-the-air (OTA) pada 3 Mei lalu untuk memperbaiki masalah pada kendaraan-kendaraan yang terdampak. Di antara kendaraan terdampak ada Model 3 dan Model Y tahun 2022 serta Model X dan Model S rilisan tahun 2021 dan 2022.

"Selama pengisian daya cepat atau persiapan pengisian daya cepat, CPU infotainment tidak cukup mengalami pendinginan untuk mencegah suhu panas. Hal ini pun membuat CPU mengalami pelambatan dalam pemrosesan bahkan restart," kata peringatan dari regulator perhubungan dan jalan raya AS/ National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) AS, dikutip dari The Verge, Kamis (12/5/2022).

"Pemrosesan yang lebih lambat atau pemrosesan yang mengalami restart dapat menyebabkan tampilan layar mengalami lag atau bahkan tidak terlihat apa pun," lanjut peringatan tersebut.

Dalam penarikan 130.000 unit mobil Tesla dari peredaran itu tidak dijelaskan secara pasti penyebab masalah atau bagaimana software akan memberikan perbaikan.

Kemungkinan masalah yang dihadapi dan berdampak pada CPU ini ada hubungannya dengan bagaimana kendaraan melakukan prakondisi baterai untuk penggunaan Supercharger, teknologi pengisian daya cepat di Tesla.

Seperti yang dicatat oleh NHTSA, masalah ini bisa menghambat pengemudi menggunakan kamera cadangan mereka, berpindah menggunakan layar sentuh, serta menyesuaikan kecepatan wiper kaca depan mereka. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

**Pantau arus mudik dan balik Lebaran 2022 melalui CCTV Kemenhub dari berbagai titik secara realtime di tautan ini

Bisa Hambat Pengemudi Jika Tak Diperbaiki

Mobil Tesla made-in-China akan diekspor ke Eropa
Kendaraan Tesla Model 3 yang diproduksi di China (made in China) di gigafactory Tesla yang terletak di Shanghai, China pada 26 Oktober 2020. Tesla, pabrikan mobil AS, mengumumkan akan mengekspor 7.000 kendaraan Model 3 yang diproduksi di China ke Eropa pada Selasa (27/10). (Xinhua/Ding Ting)

Sekadar informasi, beberapa model Tesla menyesuaikan kecepatan wiper kaca depan secara otomatis dan hanya menempatkan kontrol kecepatan manual di tengah layar sentuh.

Meski tidak jelas seberapa luas masalah ini, NHTSA mengatakan, "Tesla mengidentifikasi klaim garansi dan 59 laporan lapangan yang berpotensi terkait dengan masalah ini. Bahwa perusahaan tidak mengetahui adanya cedera atau kematian yang disebabkan olehnya."

Tesla sebelumnya mulai mengirimkan kendaraan dengan chipset AMD Ryzen yang mendukung sistem infotainment kendaraan pada tahun lalu. Namun, Tesla tidak memperlihatkan apakah prosesor baru tersebut merupakan bagian dari masalahnya.

Sementara, awal tahun ini, beberapa pengemudi melihat sedikit penurunan dalam jarak mengemudi di mobil yang dilengkapi dengan CPU Ryzen ketimbang pada kendaraan Tesla lebih lawas yang menggunakan prosesor Intel Atom.

Tesla sebelumnya telah mengeluarkan sejumlah penarikan kendaraan selama beberapa tahun terakhir. Salah satunya adalah yang tidak bisa diperbaiki dengan pembangunan OTA. Desember lalu, perusahaan juga menarik hampir setengah juta mobil Model 3 dan Model S karena sistem kait bagasinya tidak berfungsi.

Selain itu, Tesla juga menarik 579.000 mobil lainnya untuk menghapus fitur Boombox yang dipermasalahkan oleh NHTSA.

Bos Tesla Beli Twitter

FOTO: Elon Musk Jadi Saksi Sidang Akuisisi SolarCity
Elon Musk (kanan). (AP Photo/Matt Rourke)

Terlepas dari penarikan sejumlah mobil Tesla model tertentu, sebelumnya Bos Tesla Elon Musk telah secara resmi membeli Twitter seharga USD 44 miliar atau sekitar Rp 635 triliun secara tunai.

Adapun rencana bos Tesla dan SpaceX ini sudah diungkap sejak 14 April 2022, dimana saat itu Elon Musk berniat membeli Twitter dengan harga USD 54,20 per lembar sahamnya.

"Kebebasan berbicara adalah landasan cara kerja demokrasi, dan Twitter adalah alun-alun kota digital di mana orang mendiskusikan isu-isu penting bagi masa depan umat manusia," kata Elon Musk dalam sebuah pernyataan yang menyertai siaran pers.

Dia menambahkan, "Saya ingin membuat Twitter lebih baik dari sebelumnya dengan meningkatkan produk dengan fitur baru, membangun algoritme open source, mengalahkan bot spam, dan mengautentikasi semua orang."

Kesepakatan ini juga disambut baik oleh CEO Twitter, Parag Agrawal. Dia mengatakan, “Twitter memiliki tujuan dan relevansi yang berdampak pada seluruh dunia.”

“Sangat bangga dengan tim kami dan terinspirasi oleh pekerjaan yang tidak pernah lebih penting,” kata Parag

Sebelumnya, perusahaan sudah memiliki rencana cadangan yang akan digunakan untuk mempertahankan diri bilamana Twitter dibeli Elon Musk.

Kala itu, Twitter mengatakan dewannya dengan suara bulat mengadopsi apa yang disebut rencana hak pemegang saham, yang juga dikenal sebagai poison pill.

Namun berjalannya waktu, perusahaan pun terlihat semakin "melunak" dengan penawaran bos Tesla tersebut. Raksasa media sosial itu disebutkan kini “mengambil pandangan baru” pada tawaran Musk, dan kemungkinan akan terlibat dalam negosiasi, menurut The Wall Street Journal.

 

Asal Duit Elon Musk untuk Beli Twitter

Elon Musk
Elon Musk, founder Tesla dan SpaceX. Sumber: Business Insider

Elon Musk memang merupakan orang terkaya di dunia dengan total kekayaan USD 219 miliar (setara Rp 3.146,5 triliun).

Namun, uang Elon Musk tersebut sebagian besar berbentuk saham di Tesla, lantas dari mana asal uang yang dipakainya membeli Twitter?

Mengutip The Verge, Selasa (26/4/2022), dalam dokumen yang diajukan ke SEC, terungkap dari mana asal duit Elon Musk membeli Twitter secara tunai.

Rupanya, dari USD 44 miliar yang ia janjikan untuk membeli Twitter, Elon Musk memiliki uang tunai USD 21 miliar (setara Rp 303,3 triliun).

Menurut surat komitmen yang diajukan ke SEC, sisa uang tunai lainnya berasal dari bank investasi dan jasa keuangan Morgan Stanley dan berbagai lainnya.

Dalam sebuah surat, beberapa bank menawarkan pinjaman sebesar USD 13 miliar (Rp173,3 triliun) kepada Twitter. Sementara, dalam surat kedua, bank menawarkan pinjaman pribadi sebesar USD 12,5 miliar (Rp 180,5 triliun) terhadap saham Elon Musk di Tesla.

Sebelumnya, rencana Elon Musk beli Twitter terungkap sejak 14 April 2022, di mana saat itu Elon Musk berniat membeli Twitter dengan harga USD 54,20 per lembar sahamnya.

(Tin/Ysl)

Infografis Tekno Google Twitter
Infografis Tekno Google Twitter (liputan6/desi)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya