Twitter Uji Coba Unggah Format Media Berbeda dalam Satu Tweet

Twitter diketahui tengah menguji coba fitur baru yang memungkinkan pengguna mengunggah beberapa format media sekaligus dalam satu tweet.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 01 Agu 2022, 17:00 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2022, 17:00 WIB
Aplikasi Twitter
Aplikasi Twitter. Ilustrasi: Dailydot.com

Liputan6.com, Jakarta - Twitter diketahui tengah menguji coba fitur baru di aplikasinya. Kali ini, fitur baru yang tengah diuji coba adalah mengunggah beberapa format media sekaligus dalam satu tweet.

Seperti dikutip dari Engadget, Senin (1/8/2022), Twitter saat ini hanya memungkinkan pengguna untuk menggunggah satu jenis format media saja dalam sebuah tweet. Sebagai contoh, pengguna hanya bisa menggunggah salah satu format media saja, seperti foto atau video saja di sebuah unggahan.

Namun dalam uji coba baru ini, pengguna bisa mengunggah beberapa format media sekaligus di sebuah tweet. Jadi, pengguna bisa menggabungkan beberapa format media, seperti gambar, video, termasuk GIF.

"Kami tengah menguji coba fitur untuk beberapa pengguna secara terbatas yang memungkinkan mereka menggabungkan empat media sekaligus dalam satu tweet, terlepas dari formatnya," tulis Twitter dalam pernyataannya kepada Tech Crunch.

Menurut Twitter, fitur ini diuji coba karena mereka melihat cukup banyak pengguna memanfaatkan media visual, seperti gambar, GIF, dan video untuk membuat percakapan menjadi lebih menarik.

"Dengan uji coba ini, kami berharap dapat mempelajari bagaimana orang menggabungkan berbagai format media untuk mengekspresikan diri secara lebih kreatif, melebihi 280 karakter," ujar situs microblogging ini.

Saat ini, baru ada beberapa pengguna yang diketahui sudah bisa menggunakan fitur ini, salah satunya adalah peneliti aplkasi Alessandro Paluzzi. Ia pun sempat membagikan pengalamannya memakai fitur ini melalui sebuah tweet.

Berdasarkan unggahannya, fitur ini sebenarnya bekerja sama seperti ketika pengguna ingin melampirkan foto atau video dalam sebuah tweet. Yang membedakan, ia kini bisa mengunggah media dengan format berbeda dan mengacak urutannya.

Kendati demikian, perlu diingat, fitur ini masih sebatas uji coba. Karenanya, belum dapat dipastikan apakah Twitter akan merilisnya ke publik atau sebatas mengetahui umpan balik dari para pengguna.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Twitter Salahkan Elon Musk karena Bikin Perusahaan Kehilangan Cuan

Twitter
Ilustrasi Twitter (Foto: Pixabay)

Di sisi lain, Twitter menyalahkan Elon Musk atas penghasilannya yang lebih kecil ketimbang perkiraan. Menurut Twitter, jika Elon Musk tidak hadir dan berencana membeli Twitter, pendapatan Twitter bakal sedikit lebih besar.

Hal ini dikatakan Twitter dalam rilis pendapatan kuartal keduanya. Mengutip The Verge, Minggu (24/7/2022), Twitter menuding Elon Musk jadi faktor yang membuat pendapatannya turun dari USD 1,19 miliar (Rp 17,8 triliun) menjadi USD 1,18 miliar (Rp 17,6 triliun).

Meski begitu, masuknya Elon Musk bukan satu-satunya alasan Twitter menghadapi masalah pendapatan. Perusahaan juga menyebut, masalah pada industri periklanan dan kondisi ekonomi secara umum.

"Ketidakpastian terkait akuisisi Twitter yang tertunda oleh afiliasi Elon Musk menjadi masalah paling spesifik bagi Twitter," kata The Verge.

Sebelumnya pada April 2022 lalu, Elon Musk beli Twitter. Beberapa minggu setelahnya, Elon Musk mundur dari perjanjian tersebut.

Orang terkaya di dunia ini pun secara resmi mengajukan pengakhiran kesepakatan akuisisi Twitter ke Securities and Exchange Commision. Kini, Twitter dan Elon Musk akan menempuh langkah pengadilan pada Oktober mendatang.

Lewat pengadilan, Twitter berupaya 'memaksa' Elon Musk untuk melanjutkan akuisisi Twitter dengan harga yang disepakati sejak awal.

Sekadar informasi, Elon Musk pada April lalu menawar Twitter seharga USD 44 miliar atau setara Rp 658,9 triliun. Nilai tersebut setara dengan USD 54,20 per lembar sahamnya.

Twitter Sulit Jual Iklan Gara-Gara Elon Musk

Ilustrasi twitter
Ilustrasi twitter. (Photo by Jeremy Bezanger on Unsplash)

Sayangnya, keputusan akuisisi itu tampaknya justru membuat Twitter kesulitan menjual iklan. Sebelumnya Bloomberg melaporkan, Twitter mencoba yang terbaik untuk menenangkan kekhawatiran pengiklan, mengenai bagaimana Elon Musk bisa mengubah platform microblogging tersebut.

Firma periklanan Ad Age belum lama ini melaporkan, drama tentang akuisisi Twitter ini telah membuat penjualan iklan perusahaan menjadi "berantakan."

Dikatakan, penjualan iklan Twitter naik 2 persen dari tahun ke tahun, bahkan jika pendapatan keseluruhannya mengalami penurunan. Meski begitu, Twitter tetap perlu meningkatkan pendapatan dari penjualan iklannya.

Apalagi, Twitter melaporkan kerugian bersihnya sebesar USD 270 juta, turun dari laba USD 66 juta pada kuartal yang sama tahun lalu.

Tahun lalu, pendapatan Twitter tumbuh 74 persen dibanding tahun sebelumnya. Sementara, tahun ini justru menyusut.

Sekadar informasi, saat ini Twitter memiliki 237 juta pengguna harian. Jumlah tersebut naik dari 229 juta pengguna harian pada kuartal terakhir. Ditengarai peningkatan jumlah pengguna ini karena "perbaikan produknya yang berkelanjutan."

Twitter Gugat Elon Musk Gara-Gara Batalkan Akuisisi

FOTO: Elon Musk Jadi Saksi Sidang Akuisisi SolarCity
Elon Musk berjalan dari pusat peradilan di Wilmington, Delaware, Amerika Serikat, Senin (12/7/2021). Pemegang saham menuduh Elon Musk memperkaya dirinya serta keluarganya dengan kesepakatan yang terjadi pada 2016 terkait masalah akuisisi SolarCity. (AP Photo/Matt Rourke)

Sebelumnya, Elon Musk batal beli Twitter. Hal ini membuat Twitter menempuh jalur hukum. Jejaring sosial tersebut pun menggugat Elon Musk, Selasa (12/7/2022), karena melanggar kesepakatan senilai USD 44 miliar (Rp 659 triliun) tersebut.

Mengutip Gizchina, perusahaan juga meminta pengadilan Delaware untuk memerintahkan orang terkaya di dunia tersebut menyelesaikan akuisisi Twitter.

"Elon Musk tampaknya yakin, bahwa tidak seperti pihak lainnya yang taat hukum, dirinya bebas untuk berubah pikiran, menghancurkan perusahaan, mengganggu operasional perusahaan, menghancurkan nilai pemegang saham, dan pergi (menghentikan kesepakatan)," kata Twitter dalam dokumen pengaduan yang diajukan ke pengadilan, sebagaimana dikutip dari Reuters, Rabu (13/7/2022).

Gugatan tersebut dianggap sebagai salah satu pertikaian hukum terbesar dalam sejarah Wall Street. Pasalnya gugatan itu melibatkan salah satu pengusaha paling flamboyan dalam dunia bisnis.

Sebelumnya, Jumat lalu, Elon Musk mengatakan dirinya mengakhiri kesepakatan dengan Twitter karena jejaring sosial ini dianggap melanggar perjanjian.

Menurut Elon Musk, Twitter gagal menanggapi permintaan informasi mengenai akun palsu atau spam di platform-nya. Padahal menurut Bos Tesla, informasi tersebut adalah dasar kinerja bisnis Twitter.

Reuters menyebut, Elon Musk yang juga bos SpaceX tidak segera menanggapi permintaan komentar atas gugatan Twitter ke pengadilan Delaware.

Sekadar informasi, gugatan Twitter itu menuding Elon Musk melakukan pelanggaran perjanjian merger dan telah "mengacaukan Twitter serta bisnisnya". 

(Dam/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya