Liputan6.com, Jakarta - Instagram jadikan Sensitive Content Control sebagai pengaturan standar baru bagi pengguna di bawah 16 tahun. Kontrol tersebut sebelumnya ditambahkan oleh platform sebagai opsi untuk membatasi konten sensitif pada Juni lalu.
Platform hanya membuat kontrol konten sensitif sebagai salah satu penawaran opsi yang bisa digunakan remaja untuk membatasi seberapa banyak konten sensitif yang mereka dapat dari media sosial.
Mengutip The Verge, Minggu (28/8/2022), aplikasi milik Meta ini mengumumkan tentang pembaruan untuk Sensitive Content Control di Instagram.
Advertisement
Rencananya, perusahaan akan membuat opsi tersebut menjadi pengaturan bawaan bagi akun pengguna berusia di bawah 16 tahun.
Kini, akun Instagram yang dimiliki oleh remaja dapat diaktifkan dengan pengaturan Sensitive Content Control sebagai standar pembuatan akun, meskipun masih menampilkan beberapa konten sensitif.
Dari platform menyebutkan bahwa kontrol tersebut akan mempersulit remaja untuk mendapat atau melihat konten yang berpotensi bersifat sensitif di Instagram. Pengaturan tersebut pun akan memengaruhi Search, Explore, Hashtag Pages, Reels, Feed Recommendations, dan Suggested Accounts.
Kontrol ini bukan satu-satunya pengaturan yang dimiliki Instagram untuk melindungi pengguna di bawah umurnya.
Platform ini juga meminta pengguna remaja untuk meninjau kembali opsi untuk diterapkan pada akun mereka, termasuk pengaturan untuk mengontrol siapa yang dapat membagikan ulang konten atau postingan mereka.
Tak hanya itu, mereka juga dapat mengatur siapa yang dapat mengirim pesan ke akun mereka, dan juga jumlah waktu yang mereka habiskan di Instagram.
Versi Terbaru Sensitive Content Control Instagram
Agresifnya algoritma suggestion yang dibuat Instagram dalam berkompetisi dengan TikTok, membuat pengguna, khususnya para orangtua menjadi khawatir tentang apa yang anak muda peroleh dari jejaring sosial.
"Kami terus mengembangkan kontrol untuk membantu orang mempersonalisasi pengalaman mereka di Instagram. Musim panas terakhir, kami meluncurkan Sensitive Content Control sehingga pengguna dapat memilih berapa banyak atau seberapa sedikit konten sensitif untuk dilihat dalam Explore dari akun yang mereka tidak ikuti. Hari ini, kami mengumumkan pembaruan dari kontrol tersebut," ungkap Instagram.
Versi update tersebut dapat diunduh secara gratis di Apps Store dan Google Play Store.
Advertisement
Instagram Segera Uji Coba Foto Layar Penuh
Instagram telah menjawab mengenai perubahan desain yang kontroversial dan Instagram mirip TikTok. Namun CEO Meta Mark Zuckerberg menyebut, Instagram tidak akan berhenti untuk berfokus pada konten layar penuh.
Dijelaskan oleh Instagram Head, Adam Mosseri, melalui video Ask Me Anything yang dia unggah di Instagram Reels, Instagram akan mulai menguji foto format ultra-high 9:16 dalam satu atau dua minggu mendatang.
"Anda telah memiliki video dengan format layar penuh, namun Anda belum bisa memiliki foto layar penuh Instagram. Jadi, kami pikir mungkin kami harus memastikan bahwa Instagram memperlakukan keduanya (foto dan video) secara setara," kata Mosseri, dikutip Tekno Liputan6.com dari The Verge, Minggu (7/8/2022).
Saat ini, Instagram memiliki format tampilan foto vertikal 4:5 saat mengunggah foto. Dengan memperkenalkan dukungan foto 9:16 yang lebih ramping dan tinggi akan membantu Instagram membuat foto memenuhi seluruh layar ketika menggulir feed aplikasi Instagram.
Sebelumnya, tampilan desain Instagram yang baru dikritik oleh beberapa fotografer karena memaksa semua foto ditampilkan dalam bingkai yang tanggung, yakni format 9:16.
Selain itu, feed baru juga menambahkan gradien overlay ke bagian bawah unggahan, sehingga teks diklaim akan mudah dibaca. Namun hal tersebut berbenturan dengan karya asli fotografer.
Tampilan Layar Penuh Kurang Ideal untuk Tampilkan Foto?
Selama pengujian tampilan baru Instagram yang banyak diprotes pengguna, Mosseri beberapa kali mengakui, pengalaman layar penuh kurang ideal untuk menampilkan foto. Namun kini, Instagram tampaknya masih berniat untuk menampilkan format foto layar penuh.
Berdasarkan data perusahaan, desain Instagram yang dirombak begitu tidak disukai oleh beberapa orang, sehingga sebagian pengguna mulai jarang memakai aplikasi ini.
"Saya pikir kita perlu mengambil langkah besar ke belakang, berkumpul kembali dan mencari tahu bagaimana cara kita bergerak maju," kata Mosseri dalam sebuah wawancara.
Instagram juga mengatakan akan mengurangi jumlah rekomendasi yang ditampilkan ke pengguna, sehingga pengguna bisa memilih untuk melihat mana konten yang ingin mereka nikmati, alih-alih hanya berdasarkan rekomendasi mesin.
Advertisement
