Liputan6.com, Jakarta - Kerusuhan terjadi usai laga derby antara Arema VS Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu 1 Oktober 2022, kemarin malam.
Tragedi Arema ini membuat heboh warganet di media sosial Twitter, karena menewaskan 127 orang (125 suporter dan dua anggota Polri).
Baca Juga
Tagar yang berkaitan dengan kerusuhan di Stadion Kanjuruhan pun mencuat di Twitter. Antara lain #PrayForKanjuruhan, #RestInPeace, serta keywords Malang, Arema, Gas Air Mata hingga Iwan Bule.
Advertisement
Tak hanya itu, peristiwa kelam di dunia sepak bola Indonesia ini bahkan menyisakan duka mendalam bagi warganet.
"Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Tak ada sepak bola yang seharga nyawa seorang manusia, duka mendalam untuk sepak bola Indonesia," tulis warganet.
"Shocking news bgt denger berita org nonton bola malah jadi bencana gini. Apa engga bisa pihak yg kalah bok ya legowo gitu, menang kalah kan biasa. Kalo kalian bisa kontrol emosi kan pihak polisi gak bakal ngambil tindakan sampe lempar gas air mata," kicau seorang warganet.
"Kalah menang biasa dlm sepakbola tetapi knp harus sampai meregang nyawa #PrayForKanjuruhan," ujar seorang pengguna Twitter.
"Turut Berdukacita atas terjadinya Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, 1 Oktober 2022," ucap yang lainnya dengan menautkan #PrayForKanjuruhan dan #RestInPeace.
"Kalah kali ini, bisa menang esok hari. Mati hari ini, tak kan pernah bisa hidup kembali. Turut berbela sungkawa atas kejadian di stadion kanjuruhan #RestInPeace," tulis netizen.
Tagar Pray For Kanjuruhan Bergema di Twiter, Tragedi Arema yang Tewaskan 127 Orang
Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta mengungkapkan, sebanyak 127 orang meninggal dunia, dua diantaranya anggota polri dan 125 suporter, usai laga derby antara Arema VS Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu 1 Oktober 2022, kemarin malam.
"Yang meninggal di dalam stadion ada 34 orang, kemudian yang lain meninggal di rumah sakit saat proses pertolongan," ujar Irjen Nico.
Terkait tragedi ini tagar Pray For Kanjuruhan (#PrayForKanjuruhan) menggema di Twitter dengan hampir 5 ribu cuitan.
Banyak warganet di Twitter yang prihatin dengan tragedi Arema ini dan tak sedikit pula yang mengucapkan belasungkawa.
"Hari ini mencatatkan sejarah kelam sepak bola indonesia dan dunia. Minggu, demi kemanusiaan saya rasa tidak keberatan menjadikan hari ini sebagai hari berkabung nasional," tulis seorang warganet.
"Bangsa ini hrs mngubah pndangn ttg kekalahn.Kekalahan itu bkn aib dan kemenangan tidak serta merta mencerminkan kemuliaan.Kemenangan bkn sesuatu yg harus diperjuangan mati2an. Kemenangan itu ketika kita mampu memuliakan kemanusiaan,menghilangkan nafsu amarah," ujar seorang pengguna Twitter.
"#PrayForKanjuruhan kehilangan 1 nyawa udah kebanyakan, ini 127 nyawa bener" gk kebayangkan, semoga jadi bahan evaluasi buat seluruh pihak terkait, kalah menang hal yang biasa, semoga tim polisi yang membawa gas air mata ini dihukum seberat-beratnya," ucap warganet lainnya.
"Kita Berduka, kejadian ini akan terus menjadi tragedi kesedihan sepanjang masa sepak bola Indonesia," timpal yang lainnya.
"Semoga keluarga korban diberi kekuatan dan kemudahan melewati ujian ini. Doa untuk korban luka dan meninggal dunia," tulis warganet dengan menautkan #PrayForKanjuruhan.
Advertisement
13 Mobil Rusak
Irjen Nico menambahkan, ada 13 mobil yang rusak, 10 diantaranya mobil dinas Polri, dan mobil pribadi. "Dan masih ada 180 orang yang saat ini dalam proses perawatan," ucapnya.
Ia menuturkan, dari kurang lebih empat ribu penonton yang hadir di stadion, tidak semuanya anarkis dan tidak semuanya kecewa. Hanya sebagian dari mereka yang turun ke lapangan.
"Jadi ada beberapa hal yang ingin kami sampaikan kalau semua tertib aturan maka tidak akan terjadi seperti ini. Karena peristiwa ini ada sebab dan akibat," ujarnya.
"Sekali lagi kami berbela sungkawa dan akan melakukan langka-langka dengan steakholder terkait supaya ini tidak terjadi lagi," imbuh Irjen Nico.
Curi Perhatian Media Asing
Dunia sepak bola tengah berduka, pasalnya terjadi tragedi usai laga Arema vs Persebaya Surabaya. Tragedi ini pun menjadi sorotan media asing.Â
Salah satu yang mengulas isu tersebut adalah media Inggris Mirror.co.uk, melalui artikel bertajuk "127 football fans killed in mass riot involving tear gas as league suspended".
"Sedikitnya 127 suporter sepak bola dilaporkan tewas di Indonesia setelah terjadi kerusuhan menyusul pertandingan liga Arema FC melawan Persebaya Surabaya," tulis media tersebut.
Media Inggris lain yang juga memuat kabar tragedi Kanjuruhan hari ini adalah The Guardian. Dengan artikel "More than 120 people reportedly killed in riot at Indonesian football match".
"Perkelahian kabarnya dimulai saat ribuan suporter Arema berhamburan ke lapangan usai timnya kalah. Pemain Persebaya langsung meninggalkan lapangan, namun beberapa pemain Arema yang masih berada di lapangan juga ikut diserang," ulas The Guardian.
The Guardian juga memuat laporan yang mengatakan banyak korban terjadi setelah polisi menembakkan gas air mata ke tribun penonton, menyebabkan kepanikan di antara pendukung dua kubu di Stadion Kanjuruhan.
Kerusuhan suporter bola itu juga mencuri perhatian media Amerika Serikat (AS), New York Times. Dalam artikel bertajuk "Riots at Indonesian Soccer Match Leave Several Fans Dead".
"Beberapa orang tewas Sabtu malam setelah pertandingan sepak bola profesional di Malang, Indonesia, menyebabkan kerusuhan di stadion dan gas air mata ditembakkan ke kerumunan yang padat oleh polisi," tulis NY Times mengutip pejabat liga.
Advertisement
Jumlah Korban Bertambah Kian Disorot
Media India, NDTV, juga tak ketinggalan menyorot tragedi Kanjuruhan Malang melalui "127 Killed In Indonesia Stampede After Football Fans "Invade Pitch": Cops".
Sementara situs berita Singapura The Straits Times, memuat updata korban jiwa dalam kerusuhan bola di Malang itu dengan "More than 129 people killed after stampede at Indonesia football match".
Media Australia, Sydney Morning Herald, SMH.com.au, adelaidenow,dan sejumlah portal berita Negeri Kanguru juga menyoroti kabar duka dari dunia sepak bola Indonesia tersebut.
Media dari timur tengah, Al Jazeera, juga turut memuat isu tersebut.
Dari Malaysia, Channel News Asia memuatnya dengan "Indonesia police say 129 people killed after stampede at football match".
Penembakan Gas Air Mata
"Dalam kejadian itu, telah meninggal 127 orang, dua di antaranya adalah anggota Polri," kata Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta dalam jumpa pers di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (2/10/2022).
Nico menjelaskan sebanyak 34 orang dilaporkan meninggal dunia di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, sementara sisanya meninggal saat mendapatkan pertolongan di sejumlah rumah sakit setempat.
Selain korban meninggal dunia, tercatat ada 13 unit kendaraan yang mengalami kerusakan, 10 di antaranya merupakan kendaraan Polri.
"Masih ada 180 orang yang masih dalam perawatan. Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkis. Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan," tambahnya yang dikutip dari Antara.
Sesungguhnya, lanjutnya, pertandingan di Stadion Kanjuruhan tersebut berjalan dengan lancar. Namun, setelah permainan berakhir, sejumlah pendukung Arema FC merasa kecewa dan beberapa di antara mereka turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial.
Petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain. Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.
Menurutnya, penembakan gas air mata tersebut dilakukan karena para pendukung tim berjuluk Singo Edan yang tidak puas dan turun ke lapangan itu telah melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.
Infografis Jatuh Bangun Skuad Garuda di Piala AFF (Liputan6.com/Triyasni)
Advertisement