Liputan6.com, Jakarta - Saat ini modus penipuan yang mengatasnamakan bank marak terjadi. Masyarakat pun harus berhati-hati agar tidak terjebak, atau sembarangan memberikan data pribadinya ke pihak yang tak dikenal.
Namun dengan canggihnya teknologi saat ini, ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk melacak balik seorang penipu.
Baca Juga
Hal ini seperti dilakukan oleh seorang kreator konten atau YouTuber dengan nama channel Mr Bert. Perlu diketahui, Tekno Liputan6.com sudah mendapatkan izin untuk mengutip ceritanya.
Advertisement
Mulanya ia mengaku mendapat pesan WhatsApp dari pihak yang mengklaim dirinya dari sebuah bank swasta, dalam kasus ini adalah bank BCA.
Mr Bert mengaku berhasil mengungkap wajah penipu BCA dan melacak alamat sang penipu.Â
Dalam ceritanya, pelaku berpura-pura jadi staf bank, dan menyebut ada perubahan biaya bulanan yang diterapkan bank tersebut. Meski begitu, Mr Bert mengaku dirinya sudah lama menunggu untuk mendapatkan pesan semacam ini.
"Karena banyak sekali orang yang kena dan gue pengen melacak penipu ini. Karena banyak sekali teman gue yang kena, teman gue yang tidak bodoh pun itu kena," kata pria yang juga berprofesi sebagai pengembang aplikasi ini, dikutip Minggu (20/11/2022).
Di situ, pemilik akun Instargam @realmrbert tersebut menjelaskan, si penipu bank BCA beraksi dengan mengirimkan sebuah link atau tautan ke korban, yang saat diklik seolah-olah berasal dari bank tersebut.
"Dalam form itu, ada apa saja yang perlu dimasukkan, ada tiga. Salah satunya adalah nomor ATM kalian, yang kedua adalah nomor telepon, yang ketiga adalah PIN," katanya menjelaskan.
Rekam Perbincangan Pelaku Penipuan
Dengan data tersebut, menurutnya, pelaku bisa menyalin datanya dan bisa masuk ke aplikasi bank. Dari situlah, mereka bisa memindahkan uang dari rekening korban ke rekening mereka tanpa password.
Mr Bert pun mengikuti permainan pelaku dengan tetap mengisi data, namun ia memasukkan data yang salah. Ini membuatnya ditelepon oleh pelaku, di mana percakapan tersebut dia rekam.
Ia kemudian membuat sebuah link tracking yang saat diklik, akan mengungkapkan semua data pelaku. Diketahui, penipu ternyata berada di Palembang.
Kemudian, Mr Bert mengirimkan link lainnya, di mana di dalamnya terdapat spyware. Kedua tautan itu dalam penjelasannya, dikirimkan saat dia diminta mengirimkan ulang data-datanya melalui pesan singkat.
"Jadi gue buat aplikasi kecil seperti itu. Tidak semua HP bisa sebenarnya," katanya seraya menambahkan, rupanya ponsel dari pelaku dapat ia susupi.
Â
Advertisement
Pelaku Ternyata Berkelompok
Dari situ, Mr Bert menemukan melalui IP Address, bahwa ada 32 perangkat yang berbeda digunakan oleh si pelaku.
"Jadi mereka itu sebenarnya adalah gerombolan (sindikat, red). Satu komplotan bukan satu orang. Dan bayangkan betapa banyaknya uang yang mereka bisa hasilkan dari 'kumpulan ngepet' ini. Miliaran per bulan," ucapnya.
Mr Bert menyebut, dirinya berharap agar si pelaku memakai earphone agar ia bisa mengakses kamera ponsel pelaku dan mengambil fotonya. Ia pun berhasil mendapatkan foto wajah dari si pelaku dengan jelas.
Sayangnya, dia tidak menjabarkan lebih lanjut seperti apa metode yang digunakannya untuk mengakses ponsel pelaku kejahatan. Hal ini agar pelaku kejahatan serupa tidak mempelajari caranya dan mengakalinya.
Dalam videonya, pria yang juga dikenal sebagai penasihat keamanan siber ini mengimbau kepada masyarakat untuk jangan klik tautan yang tidak jelas asal-usulnya.
"Jangan asal klik link aneh yang ada di handphone kalian. Jangan klik link yang kalau kalian tidak percaya," ia memungkaskan.
(Dio/Isk)
Infografis Waspada Penipuan Online Shop via Medsos
Advertisement