Liputan6.com, Jakarta - Para peneliti di University of Colorado Boulder memanfaatkan kemajuan dalam kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk mengembangkan tongkat pintar baru bagi tunanetra.
Mereka mengatakan bahwa tongkat pintar ini suatu hari nanti dapat membantu orang buta menavigasi tugas di dunia yang dirancang untuk orang yang dapat melihat; mulai dari berbelanja di toko bahan makanan hingga memilih tempat pribadi duduk.
Baca Juga
"Saya sangat menikmati berbelanja bahan makanan dan menghabiskan banyak waktu di toko," ujar Shivendra Agrawal, seorang mahasiswa doktoral di Departemen Ilmu Komputer.
Advertisement
"Namun, banyak orang tidak dapat melakukan itu, dan itu bisa sangat membatasi. Kami pikir ini adalah masalah yang bisa dipecahkan," sambungnya.
Dalam sebuah penelitian yang terbit pada bulan Oktober 2022, Agrawal dan rekan-rekannya di Collaborative Artificial Intelligence and Robotics Lab selangkah lebih dekat untuk menyelesaikannya.
Tongkat ini menyerupai tongkat putih-merah pada umumnya. Namun, tongkat ini juga mencakup beberapa fitur canggih. Berbekal kamera dan teknologi visi komputer, tongkat itu memetakan lingkungan di sekitarnya.
Tongkat itu kemudian akan memandu tunanetra dengan menggunakan getaran di pegangan dan dengan arah yang diucapkan, seperti "mencapai sedikit ke kanan".
Agrawal dan tim berharap prototipe tongkat pintar yang mereka kembangkan akan menunjukkan bahwa dalam beberapa kasus, AI dapat membantu jutaan orang menjadi lebih mandiri.
"AI dan visi komputer meningkat, dan orang-orang menggunakannya untuk membuat mobil self-driving dan penemuan serupa. Namun teknologi ini juga berpotensi meningkatkan kualitas hidup banyak orang," kata Agrawal.Â
Â
Cari tempat duduk
Agrawal dan rekan-rekannya pertama-tama mengeksplorasi potensi itu dengan menangani masalah yang sudah dikenal: Di mana saya duduk?
"Bayangkan Anda berada di sebuah kafe," katanya. “Anda tidak ingin duduk di sembarang tempat. Anda biasanya duduk di dekat dinding untuk menjaga privasi Anda, dan Anda biasanya tidak suka duduk berhadap-hadapan dengan orang asing."
Penelitian sebelumnya telah menyarankan bahwa membuat keputusan semacam ini merupakan prioritas bagi orang yang buta atau tunanetra. Untuk melihat apakah tongkat pintar mereka dapat membantu, para peneliti mendirikan semacam kafe di lab mereka—lengkap dengan beberapa kursi, pelindung, dan beberapa rintangan.
Subjek studi terikat pada ransel dengan laptop di dalamnya dan mengambil tongkat pintar. Mereka berputar untuk mengamati ruangan dengan kamera terpasang di dekat pegangan tongkat. Seperti mobil self-driving, algoritme yang berjalan di dalam laptop mengidentifikasi berbagai fitur di dalam ruangan kemudian menghitung rute menuju tempat duduk yang ideal.
Â
Advertisement
Hasil percobaan
Tim tersebut melaporkan temuannya ini di Konferensi Internasional tentang Robot dan Sistem Cerdas di Kyoto, Jepang. Peneliti dalam studi tersebut termasuk Bradley Hayes, asisten profesor ilmu komputer, dan mahasiswa doktoral Mary Etta West.
Studi tersebut menunjukkan hasil yang menjanjikan: Subjek dapat menemukan kursi yang tepat dalam 10 dari 12 percobaan dengan berbagai tingkat kesulitan.
Sejauh ini, semua subjek adalah orang-orang yang memakai penutup mata. Namun, para peneliti berencana untuk mengevaluasi dan meningkatkan perangkat mereka dengan tunanetra begitu teknologinya lebih dapat diandalkan.
"Karya Shivendra adalah kombinasi sempurna dari inovasi teknis dan aplikasi yang berdampak, melampaui navigasi untuk membawa kemajuan di area yang belum dijelajahi, seperti membantu orang tunanetra dengan kepatuhan konvensi sosial atau menemukan dan menggenggam objek," kata Hayes.
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)
Advertisement