Jadi Fenomena Spesial, Ini Proses Terjadinya Gerhana Matahari Hibrida yang Melintas di Indonesia

Jadi fenomena langka yang unik, ini proses terjadinya Gerhana Matahari Hibrida yang melintasi Indonesia pada 20 April 2023.

oleh Dinda Charmelita Trias Maharani diperbarui 20 Apr 2023, 12:58 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2023, 12:58 WIB
Gerhana Matahari Hibrida
Gerhana Matahari Hibrida. Dok: Livestreaming di YouTube

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena Gerhana Matahari Hibrida menjadi gerhana yang spesial karena jarang terjadi dan hanya dapat dilihat pada beberapa daerah terbatas di Bumi. 

Menurut Peneliti Ahli Madya di Pusat Riset Antariksa BRIN (Badan Riset Inovasi Nasional), Johan Muhammad, Gerhana Matahari Hibrida akan tampak sebagai Gerhana Matahari Total (GMT) di sebagian wilayah Bumi. Namun, sebagian wilayah lain akan melihatnya sebagai Gerhana Matahari Cincin (GMC).

Sementara itu pada 20 April 2023 ini, wilayah Indonesia hanya akan dilintasi jalur Gerhana Matahari Total dan Gerhana Matahari Sebagian.

Mengutip informasi dari situs resmi BRIN, Kamis (20/4/2023), fenomena Gerhana Matahari Hibrida disebabkan oleh berubahnya jarak antara permukaan Bumi yang melengkung dengan Bulan sebagai objek yang menghalangi Matahari saat gerhana berlangsung. 

Adapun fenomena Gerhana Matahari Hibrida terjadi ketika Matahari, Bulan, dan Bumi berada dalam posisi tepat satu garis lurus. Pergerakan Bulan pun membuat jarak antara Bulan dengan Bumi berbeda-beda di setiap daerah permukaan.

Menurut keterangan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), hal tersebut menyebabkan peristiwa piringan Bulan yang teramati dari Bumi lebih kecil daripada piringan Matahari di daerah tertentu. Sementara, daerah tertentu lainnya dapat mengamati peristiwa piringan Bulan yang berukuran sama dengan piringan Matahari.

Ketika jarak Bulan dan bumi jauh, cincin Matahari akan tampak. Kemudian, pergerakan Bulan yang membuat jarak dengan Bumi menjadi dekat menimbulkan Gerhana Matahari Total.

Jalur Gerhana Matahari Hibrida

Peta Gerhana Matahari Hibrida, 20 April 2023
Peta Gerhana Matahari Hibrida, 20 April 2023. Dok: bosscha.itb.ac.id

Menurut Johan, Gerhana Matahari Total akan bisa diamati di wilayah Indonesia Bagian Timur yang terbilang singkat, kurang dari satu menit. Sementara, di daerah Indonesia lainnya, akan teramati sebagai Gerhana Matahari parsial atau sebagian.

Melansir siaran pers Tim Observatorium Bosscha, Institut Teknologi Bandung, bayangan inti Bulan yang jatuh ke permukaan Bumi merupakan area selebar 270 km menghasilkan pita lintasan Gerhana Matahari Total yang sempit dan memanjang. 

Pulau Kisar menjadi daratan pertama di Indonesia yang dilewati jalur totalitas. Kemudian, bayangan inti Bulan bergerak melewati daerah Batumerah, Laut Banda, Pulau Karas Papua, daerah pegunungan Papua Barat, Pulau Roswar, dan Biak, kemudian berakhir di Laut Pasifik Utara.

BRIN Lakukan Pengamatan di Biak

Gerhana Matahari Total yang diamati di Biak, Papua.
Gerhana Matahari Total yang diamati di Biak, Papua. (Foto: Screencapture YouTube/ BRIN).

Johan menambahkan, ketika berlangsungnya fenomena Gerhana Matahari Hibrida 20 April 2023 ini akan dilakukan pengamatan di Biak.

"Sebelumnya, kami telah melakukan simulasi prakiraan penampakan Gerhana Matahari 2023 dengan menggunakan data efermeris Bulan dan Matahari yang diintegrasikan menggunakan pemrograman komputer," katanya.

Dengan begitu, visualisasinya dapat ditampilkan sesuai dengan waktu dan lokasi pengamat berada.

Gerhana Matahari Total di Biak adalah mulai gerhana sebagian yakni pukul 12.20 WIT. Sementara mulai Gerhana Matahari Total pukul 13.56 WIT. Puncak Gerhana Matahari Total adalah pukul 13.57 WIT. Sementara, akhir Gerhana Matahari Total adalah pukul 13.57 WIT dan akhir gerhana sebagian pada pukul 15.26 WIT.

Gerhana Matahari sebagian yang diamati dari Lampung dan Jakarta yaitu mulai gerhana sebagian pada pukul 09.31 WIB, puncak gerhana sebagian pada pukul 10.44 WIB, dan akhir gerhana sebagian adalah pada pukul 12.02 WIB.

Cara Aman Pantau Gerhana Matahari Hibrida

Gerhana Matahari Cincin Curi Perhatian Pengunjung Planetarium
Fase gerhana matahari cincin terlihat dari Planetarium Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis (26/12/2019). Planetarium menyediakan sekitar 10 teleskop dan kacamata khusus agar pengunjung bisa menyaksikan gerhana matahari cincin dengan aman. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Meskipun Gerhana Matahari Hibrida ini menjadi momen langka dan unik yang sudah ditunggu-tunggu banyak masyarakat Indonesia, terdapat hal yang harus diperhatikan sebelum menyaksikan peristiwa ini.

Johan menyampaikan, masyarakat bisa mengamati Gerhana Matahari namun disarankan tidak melihat Gerhana Matahari secara langsung tanpa filter khusus Matahari.

"Alat yang dapat digunakan untuk mengamati gerhana Matahari adalah teleskop yang dilengkapi filter Matahari, kacamata khusus gerhana Matahari, kamera DSLR lensa telephoto yang dilengkapi filter Matahari dan kamera pinhole (lubang jarum),” tuturnya.

Infografis Mengenal Gerhana Matahari
Mengenal Gerhana Matahari (Liputan6.com/Deisy)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya