Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dinobatkan sebagai Anggota Kehormatan Chief Marketing Official, dalam kegiatan The 104th Jakarta Chief Marketing Officer (CMO) Club yang digelar pada Rabu (23/04/2025).
Kegiatan ini mengusung tema “Human, Technology & Business: BRIN for Corporations”.
Baca Juga
Hal ini tidak lepas dari peran Laksana Tri Handoko sebagai Kepala BRIN yang terus berupaya menjembatani agar industri bisa melakukan riset dan pengembangan berbasis hasil riset yang dikembangkan BRIN dan organisasi di bawahnya.
Advertisement
BRIN, kata Laksana Tri Handoko, berkomitmen untuk mengembangkan public private partnership atau kemitraan antara sektor publik (pemerintah) dan swasta dalam bidang infrastruktur riset dan inovasi.
"Negara ini tidak mungkin maju hanya dengan APBN. Riset harus mulai dimanfaatkan oleh industri dan tugas BRIN adalah menjembatani agar industri bisa melakukan RnD berbasis hasil riset yang kami kembangkan," kata Handoko.
BRIN sendiri pada 2021 mengintegrasikan 74 lembaga riset. Termasuk di antaranya LIPI, BATAN, LAPAN, hingga BPPT.
Langkah tersebut dilakukan untuk efisiensi sekaligus meningkatkan daya saing riset nasional agar lebih relevan dengan kebutuhan dunia usaha.
Kemitraan Pemerintah dan Swasta dalam Riset
Kemitraan antara pemerintah dan swasta pun dianggap penting untuk memelihara infrastruktur BRIN. Handoko menyontohkan bagaimana fasilitas-fasilitas riset mahal milik BRIN kini bisa dipakai oleh pihak industri tanpa investasi melalui skema lisensi atau kemitraan.
"Kami memiliki lab uji pra-klinis, laboratorium iradiasi, dan fasilitas lainnya yang bisa dimanfaatkan tanpa harus membangun ulang," katanya.
Menurut Handoko, BRIN tak sekadar lembaga riset tetapi juga funding agency dan policy advisory bagi kementerian, lembaga hingga pemerintah daerah, dalam hal kebijakan berbasis ilmu pengetahuan.
"Kami mendukung program pemerintah hingga ke daerah melalui BRIDA, agar inovasi berjalan lintas sektor dan lintas wilayah," katanya.
Advertisement
Kerja Sama Pemerintah dan Swasta
Handoko juga menyontohkan sebuah inovasi yang ditawarkan BRIN adalah teknologi ekstraksi bahan alam lokal menjadi ekstrak cair atau bubuk yang memiliki nilai jual tinggi, terutama untuk pasar kosmetik dan nutrisi.
BRIN juga menawarkan fasilitas uji klinis, uji karakterisasi bahan, hingga pengembangan prototipe yang dapat mendukung kegiatan riset dan pengembangan perusahaan secara efisien.
Mekanisme kerja sama ini dirancang dengan skema fleksibel agar industri tidak terbebani risiko besar di awal.
Pelaku industri pun didorong untuk memanfaatkan data riset yang dimiliki BRIN. BRIN, kata Handoko, memiliki big data dari citra satelit, data genetik, hingga data material yang dapat dimanfaatkan untuk membangun layanan berbasis AI, agritech, maritim, dan lain-lain.
Menurutnya, BRIN memiliki indikator keberhasilan, yakni industri tumbuh kuat didukung riset yang unggul.
Pendiri Mark Plus sekaligus Guru Pemasaran Nasional Hermawan Kartajaya menyebutkan, kerja sama dengan BRIN dapat membuka peluang pengembangan produk ekspor lebih berkelanjutan dalam berbagai sektor. Mulai dari pertanian, makanan, hingga kosmetik.
"Kunci utama dalam kondisi saat ini adalah bagaimana meningkatkan daya saing melalui tiga hal, yakni pengembangan produk ekspor, pengembangan pelaku usaha ekspor, dan pengembangan hasil ekspor," katanya.
Ia pun berharap bisa mengembangkan produk ekspor melalui kerja sama BRIN dengan industri, guna meningkatkan daya saing.
