Microsoft Blokir Akses Karyawan ke ChatGPT, Kenapa?

Microsoft dikabarkan melakukan pemblokiran akses karyawan ke ChatGPT OpenAI karena masalah keamanan, perusahaan mendorong karyawan untuk menggunakan layanan Bing Chat Enterprise dan ChatGPT Enterprise yang diklaim memiliki tingkat perlindungan privasi dan keamanan lebih baik.

oleh Mustika Rani Hendriyanti diperbarui 13 Nov 2023, 12:00 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2023, 12:00 WIB
Ilustrasi Microsoft
Ilustrasi Microsoft (Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, Jakarta - Microsoft dikabarkan melakukan pemblokiran akses karyawan ke ChatGPT karena masalah keamanan. 

Dikutip dari Gizchina, Senin (13/11/2023), pembatasan tersebut dilakukan Microsoft atas alasan "masalah keamanan dan data."

Perusahaan menekankan bahwa ChatGPT adalah layanan eksternal pihak ketiga, sehingga pihaknya harus berhati-hati akan risiko privasi dan keamanan. Namun, pembatasan tersebut hanyalah sementara waktu.

Pembatasan akses karyawan ke ChatGPT ini dilakukan karena terjadi kesalahan saat Microsoft menguji sistem untuk bahasa besarnya (LLM).

“Kami sedang menguji sistem kontrol titik akhir untuk LLM dan secara tidak sengaja mengaktifkannya untuk semua karyawan. Kami memulihkan layanan segera setelah mengidentifikasi kesalahan yang terjadi," kata pihak Microsoft.

Sekadar informasi, Microsoft telah memasukkan model AI milik OpenAI ke dalam produknya, seperti Bing Chat dan Bing Image Creator.

Dengan demikian, perusahaan mendorong karyawan (terutama pelanggan) untuk menggunakan layanan Bing Chat Enterprise dan ChatGPT Enterprise yang diklaim memiliki tingkat perlindungan privasi dan keamanan lebih baik.

Sebelumnya, perusahaan lain, seperti Samsung, Amazon, dan Apple juga telah melarang dan membatasi karyawannya mengakses ChatGPT. Alasannya juga terkait keamanan data.

Insiden ini menggarisbawahi tantangan yang sedang berlangsung dalam menyeimbangkan potensi manfaat model AI (kecerdasan buatan) seperti ChatGPT dengan kebutuhan untuk mengatasi masalah keamanan dan privasi, terutama di lingkungan perusahaan.

 

OpenAI Luncurkan GPT-4 Turbo

ChatGPT OpenAI
ChatGPT OpenAI. (Pexels)

Sementara itu, baru-baru ini dalam acara konferensi pengembang pertamanya, OpenAI meluncurkan GPT-4 Turbo. Perusahaan mengklaim, versi terkini dari GPT-4 ini lebih powerfull dan lebih murah.

Mengutip dari Tech Crunch, Kamis (9/11/2023), GPT-4 Turbo hadir dalam dua versi, yaitu versi hanya menganalisis teks dan versi memahami konteks teks sekaligus gambar.

Model analisis teks tersedia dalam pratinjau melalui API mulai 7 November 2023. OpenAI juga mengungkapkan rencananya untuk membuat kedua versi tersebut tersedia secara umum “dalam beberapa minggu mendatang.”

GPT-4 Turbo akan tersedia dengan harga USD 0,01 (Rp 156) per 1.000 token masukan (~750 kata). Token sendiri mewakili potongan raw text — misalnya, kata “fantastis” dibagi menjadi “fan”, “tas”, dan “tis”. Adapun untuk token keluaran seharga USD 0,03 (Rp 470) per 1.000 token.

Sekadar diketahui, token input adalah token dimasukkan ke dalam model, sedangkan token output adalah token hasil model berdasarkan token masukan.

Adapun untuk harga GPT-4 Turbo pemrosesan gambar akan bergantung pada ukuran gambar. Misalnya, gambar dengan resolusi 1080×1080 piksel ke GPT-4 Turbo akan dikenakan biaya USD 0,00765 (Rp 120).

“Kami mengoptimalkan kinerja sehingga dapat menawarkan GPT-4 Turbo dengan harga token masukan 3x lebih murah, dan harga token keluaran 2x lebih murah dibandingkan dengan GPT-4,” tulis OpenAI dalam postingan blog yang dibagikan dengan TechCrunch.

GPT-4 Turbo menawarkan beberapa peningkatan dibandingkan GPT-4. Salah satunya adalah basis pengetahuan terbaru yang dapat digunakan saat merespons permintaan.

Baidu Luncurkan Model AI Ernie 4.0, Diklaim Setara dengan GPT-4 OpenAI

Raksasa Search Engine Asal China Siap Gempur Indonesia
Baidu (The Verge)

Di sisi lain, Baidu Tiongkok telah meluncurkan versi terbaru Ernie AI LLM miliknya, yang disebut Ernie 4.0. Dikutip dari News18, Kamis (19/10/2023), versi baru ini setara dengan Model Bahasa Besar (LLM) GPT-4 OpenAI (pencipta ChatGPT).

Model AI baru ini diluncurkan CEO Baidu Robil Li dalam acara perusahaan yang digelar di Beijing, Tiongkok. Dalam acara itu, ia juga mengungkap deretan kemampuan AI terbaru ini. 

Beberapa kemampuan yang disebut hadir dalam AI ini adalah menulis konten seperti buku seni bela diri secara real-time, serta disebut mahir kemahirannya membuat media visual seperti poster dan video.

Kehadiran model Ernie AI dan Ernie Bot, dipandang sebagai upaya Tiongkok untuk menyaingi Google dan OpenAI. Sebab, keduanya telah mengembangkan LLM yang canggih, yaitu PaLM 2 (mendukung Google Bard ) dan GPT-4 (mendukung ChatGPT).

Dijelaskan pula, Tiongkok kini memiliki setidaknya 130 LLM yang mewakili 40 persen dari keseluruhan global. Negara ini sekarang berada di urutan kedua setelah Amerika Serikat, yang menyumbang 50 persen dari keseluruhan global, berdasarkan data dari broker CLSA.

 

Elon Musk Perkenalkan Grok, Chatbot AI di X alias Twitter yang Bisa Sarkas

Elon Musk. (Patrick Pleul/Pool via AP, File)
Elon Musk. (Patrick Pleul/Pool via AP, File)

Tidak hanya Baidu dan Microsoft yang memiliki chatbot AI-nya sendiri. Baru-baru ini Elon Musk juga menambah daftar pesaing ChatGPT OpenAI.

Elon Musk mengumumkan bahwa X, yang sebelumnya bernama Twitter, akan punya chatbot kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), yang diberi nama Grok.

Melalui akun resminya Elon Musk menuturkan, Grok akan hadir buat para pelanggan X Premium Plus, apabila sudah memasuki tahap beta awal.

"Segera setelah itu masuk beta awal, sistem Grok dari xAI akan tersedia untuk semua pelanggan X Premium+," katanya melalui akun @elonmusk, dikutip Minggu (5/11/2023).

Bedanya dengan chatbot AI seperti Bard atau ChatGPT, Elon Musk menyebut bahwa Grok akan punya kemampuan untuk mengeluarkan humor sarkasik. "Sistem xAI Grok didesain untuk punya sedikit humor dalam responnya," kata Elon Musk soal fitur AI terbaru di X ini.

Di situ, ia memberikan tangkapan layar bagaimana seseorang bertanya tentang bagaimana cara membuat kokain sendiri, dan Grok pun menjawabnya dengan langkah-langkah yang terkesan bercanda.

[INFOGRAFIS] Mewujudkan American Dream Menjadi Bos Teknologi
Siapa sangka bos Google, Whatsapp, dan lainnya pernah menderita sebagai seorang imigran di Amerika Serikat. Berikut kisahnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya