TikTok Terancam Diblokir di AS, ByteDance Harus Jual Sebelum 5 April 2025

Nasib TikTok di Amerika Serikat kembali di ujung tanduk. Induk perusahannya, ByteDance, diberikan tenggat waktu hingga 5 April untuk menjual TikTok ke perusahaan non-Tiongkok atau berisiko diblokir di AS.

oleh Dinda Ariyani Diperbarui 17 Mar 2025, 18:00 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2025, 18:00 WIB
Logo TikTok. Liputan6.com/Iskandar
Logo TikTok. Liputan6.com/Iskandar... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Nasib TikTok di Amerika Serikat kembali di ujung tanduk. Induk perusahannya, ByteDance, diberikan tenggat waktu hingga 5 April untuk menjual TikTok ke perusahaan non-Tiongkok.

Kalau tidak, aplikasi ini berisiko diblokir di AS. Situasi ini bukan pertama kalinya terjadi, mengingat TikTok pernah menghadapi ancaman serupa pada 2020.

Beberapa perusahaan AS dikabarkan berminat untuk mengakuisisi TikTok. Pada 2020, Microsoft, Oracle, dan Walmart sempat masuk pada jajaran calon pembeli, tapi rencana itu batal. 

Kini, di bawah tekanan pemerintahan Joe Biden, ByteDance harus kembali mencari pembeli yang memenuhi persyaratan pemerintah AS.

Mengutip Phone Arena, Senin (17/3/2025), pada april 2024 lalu, Biden menandatangani undang-undang yang mengharuskan ByteDance menjual TikTok sebelum 19 Januari 2025. Namun, setelah Donald Trump kembali ke Gedung Putih, ia menandatangani perintah eksekutif yang mempercepat tenggat waktu menjadi 5 April 2025.

Wakil Presiden AS, J.D. Vance, optimistis kesepakatan bisa tercapai. "Kami hampir pasti akan menemukan solusi yang melindungi keamanan nasional sekaligus memungkinkan TikTok tetap beroperasi di AS," katanya pada NBC News.

Vance, yang berlatar belakang di dunia modal ventura, kini ikut memantau negosiasi bersama Penasihat Keamanan Nasional, Michael Waltz. Mereka sedang mencari calon pembeli berbasis di AS yang bisa mengambil alih TikTok.

Keamanan data masih menjadi isu utama. Sejumlah legislator AS menuduh TikTok mengumpulkan data pengguna muda dan berpotensi dimanfaatkan oleh Tiongkok. Namun, menurut Vance, dengan kesepakatan yang tepat, TikTok masih bisa beroperasi di AS tanpa mengorbankan keamanan data.

TikTok sendiri diperkirakan memiliki valuasi sekitar USD 50 miliar. CEO Omnivest Financial, Reid Rasner, mengklaim telah mengajukan tawaran sebesar USD 47,45 miliar untuk membeli aplikasi ini. 

Sampai sekarang, ByteDance belum memberikan kepastian apakah mereka akan melepas TikTok atau tetap mempertahankan kepemilikan.

Dengan tenggat waktu yang semakin dekat, keputusan ByteDance dalam beberapa minggu ke depan akan menentukan apakah TikTok tetap bisa beroperasi di AS atau harus angkat kaki dari pasar Amerika.

Promosi 1

Nasib TikTok di AS, Donald Trump: Empat Grup Berbeda Siap Beli!

Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada 4 Februari 2025 di Gedung Putih.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada 4 Februari 2025 di Gedung Putih. (Dok. AP Photo/Alex Brandon)... Selengkapnya

Sebelumnya, nasib TikTok di Amerika Serikat (AS) masih belum jelas, setelah dilarang beroperasi oleh Mahkamah Agung AS dengan keputusan mulai berlaku pada 19 Januari 2025.

Namun, sebelum keputusan berlaku, aplikasi tersebut tiba-tiba langsung offline selama 13 jam sebelum akhirnya kembali aktif berkat intervensi Presiden AS ke-47, Donald Trump.

Terkini, Donald Trump mengungkap informasi tentang bagaimana nasib TikTok di Amerika Serikat tersebut.

Dilansir GSM Arena, Selasa (11/3/2025), Trump mengungkap ada empat kelompok berbeda tertarik untuk membeli operasi TikTok di AS.

Berbicara dengan wartawan saat di atas Air Force One, Presiden ke-47 AS tersebut tidak merinci siapa saja pihak yang siap mengakuisisi platform berbagi video populer tersebut.

Sejumlah nama besar sempat dikaitkan dengan potensi akuisisi TikTok ini. Sebelumnya, kelompok dipimpin YouTuber populer MrBeast dan didukung oleh salah satu pendiri dan CEO Roblox menyatakan tertarik untuk membeli TikTok.

Sementara itu, pemilik LA Dodgers Frank McCourt dan investor Kevin O'Leary dari Shark Tank juga menunjukkan minat serupa.

Selain itu, rumor menyebutkan Elon Musk dan Microsoft juga sedang mempertimbangkan langkah untuk mengajukan penawaran. Jika benar, ini bisa menjadi akuisisi teknologi terbesar dalam sejarah.

Sementara itu, perintah eksekutif Trump yang menunda penegakan larangan TikTok selama 75 hari memberikan sedikit ruang bagi negoisasi dan kemungkinan kesepakatan bisnis antara ByteDance dan pembeli potensial.

Dengan lebih dari 70 juta pengguna aktif di AS, masa depan TikTok kini berada di persimpangan jalan. Apakah akan diakuisisi atau menghadapi nasib lebih drastis? Kita tunggu kabar selanjutnya. 

ByteDance Cari Alternatif Selain Jual TikTok agar Tetap Bisa Beroperasi di AS

Logo Tiktok
Logo Tiktok... Selengkapnya

ByteDance, perusahaan induk TikTok, dilaporkan tengah menjajaki opsi untuk menjaga operasional layanan mereka di Amerika Serikat (AS) tanpa perlu menjualnya. Hal itu disampaikan oleh anggota dewan ByteDance, Bill Ford.

Seperti dikutip dari Financial Post, Jumat (24/1/2025), dalam wawacara ketika menghadiri World Economic Forum, Bill menuturkan, TikTok sedang mempertimbangkan beberapa alternatif agar bisa mematuhi undang-undang di AS. 

Salah satunya opsi yang sedang dipertimbangkan adalah perubahan kendali operasional secara lokal. Karenanya, General Atlantic perusahaan ekuitas swasta yang memegang saham di ByteDance, optimistis solusi dapat ditemukan.

"Ada sejumlah alternatif yang bisa kami diskusikan dengan Presiden Donald Trump dan timnya, yang memungkinkan perusahaan tetap beroperasi tanpa harus menjual, mungkin dengan perubahan kendali tertentu," tutur Bill.

Infografis Larangan Aplikasi TikTok di 10 Negara Plus Uni Eropa. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Larangan Aplikasi TikTok di 10 Negara Plus Uni Eropa. (Liputan6.com/Trieyasni)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya