Liputan6.com, Jakarta Microsoft telah meluncurkan alat berbasis AI bernama "deep research" dalam Microsoft 365 Copilot, aplikasi chatbot AI mereka.
Saat ini, berbagai chatbot AI seperti ChatGPT dari OpenAI, Gemini dari Google, dan Grok dari xAI telah memperkenalkan fitur serupa.
Diwartakan TechCrunch, Jumat (28/3/2025), fitur ini didukung oleh model AI penalaran yang memungkinkan chatbot berpikir secara mandiri dan memverifikasi fakta, keterampilan yang penting dalam melakukan riset mendalam terhadap suatu topik.
Advertisement
Microsoft menghadirkan dua varian alat ini, yaitu Researcher dan Analyst. Researcher memanfaatkan model penelitian mendalam OpenAI yang juga digunakan dalam ChatGPT.
Alat ini dikombinasikan dengan teknologi "advanced orchestration" dan "deep research" untuk melakukan analisis, seperti menyusun strategi masuk pasar serta membuat laporan kuartalan bagi klien.
Sementara itu, Analyst berbasis model penalaran o3-mini dari OpenAI dan dirancang untuk analisis data yang lebih kompleks.
Alat ini bekerja secara iteratif untuk menyempurnakan jawaban dan memberikan hasil yang lebih rinci.
Selain itu, Analyst dapat menjalankan bahasa pemrograman Python untuk menangani pertanyaan terkait data serta menampilkan hasil analisisnya untuk diperiksa lebih lanjut.
Keunggulan utama alat riset mendalam Microsoft dibandingkan kompetitornya adalah kemampuannya mengakses tidak hanya data dari internet, tetapi juga informasi kerja dari berbagai sumber.
Tantangan dan Inovasi AI
Sebagai contoh, Researcher dapat menghubungkan data dari berbagai aplikasi seperti Confluence, ServiceNow, dan Salesforce melalui konektor pihak ketiga.
Namun, tantangan utama dari teknologi ini adalah mengurangi kesalahan atau "halusinasi AI".
Model seperti o3-mini dan alat riset mendalam lainnya tidak sepenuhnya akurat, sehingga masih berisiko mengutip informasi yang salah, membuat kesimpulan keliru, atau mengambil data dari sumber yang kurang kredibel.
Microsoft mengklaim bahwa fitur alur agen baru di Copilot memiliki kemampuan yang cukup canggih untuk mengotomatiskan berbagai tugas yang dapat dibayangkan.
Dengan alur kerja berbasis aturan yang didukung oleh tindakan AI, sistem ini dikatakan mampu meningkatkan efisiensi. Dalam pengumuman LinkedIn, disebutkan bahwa alur agen ini dapat, misalnya, mengarahkan email umpan balik ke tim yang sesuai.
Advertisement
Microsoft Uji Coba Frontier, Efektivitas AI Dipertanyakan
Namun, efektivitasnya masih perlu dibuktikan dalam praktik, terutama saat membandingkannya dengan solusi sederhana seperti menambahkan kotak centang.
Selain itu, masih perlu dilihat sejauh mana pengalaman "kode rendah" ini benar-benar berfungsi dan apakah mampu memenuhi janji yang dibuat oleh perusahaan AI terkait teknologi agen.
Microsoft memperkenalkan program baru bernama Frontier, yang memungkinkan pengguna Microsoft 365 Copilot mendapatkan akses ke fitur Peneliti dan Analis.
Pelanggan yang bergabung dalam program ini akan menjadi yang pertama mencoba fitur eksperimental Copilot dan mulai dapat menggunakan Reseacher serta Analyst pada bulan April.
Infografis 4 Rekomendasi Chatbot AI Terbaik
Advertisement
