STT GDC dan APJII Perluas IIX di Cikarang, Tingkatkan Konektivitas Internet Indonesia

STT GDC dan APJII jalin kerja sama memperluas cakupan IIX di Cikarang untuk meningkatkan kecepatan dan kualitas internet di kawasan tersebut.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 11 Agu 2024, 16:00 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2024, 16:00 WIB
STT GDC
STT GDC dan APJII umumkan kerja sama strategis untuk memperluas cakupan IIX (Internet Exchange Indonesia) di area Cikarang. (Dok: STT GDC).

Liputan6.com, Jakarta - STT GDC (ST Telemedia Global Data Centers) bersama APJII (Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia) telah mengumumkan kerja sama strategis untuk memperluas cakupan IIX (Internet Exchange Indonesia) di area Cikarang. Dengan tujuan, menjadikan IIX pusat utama trafik internet di kawasan tersebut.

Perlu diketahui, IIX merupakan salah satu bursa internet terbesar di Indonesia. Kerja sama antara ST Telemedia Global Data Centers dan APJII ini juga merupakan bentuk dukungan pertumbuhan ekonomi digital Indonesia, lewat pembangunan ekosistem dan konektivitas lokal.

Nantinya, STT GDC Indonesia dan APJII akan bekerja sama memenuhi kebutuhan pelanggan, baik di dalam maupun di luar kampus data center. Internet Exchange berfungsi sebagai penghubung jaringan milik ISP, penyedia jasa perusahaan, dan penyedia konten.

Dengan terhubung ke kode IIX, pelanggan dapat dapat memperpendek jalur transit dari jaringan lainnya, mengurangi latency, serta meningkatkan waktu round-trip dan berpotensi mengurangi biaya.

"Memaksimalkan jaringan konektivitas sangat penting untuk menciptakan user experience bagi pelanggan kami," tutur Country Head PT STT GDC Indonesia Hendrikus Hendra Gozali dalam siaran pers yang diterima, Minggu (11/8/2024).

Senada dengan Hendrikus, Ketua APJII Muhammad Arif menuturkan, mereka percaya konektivitas yang andal, infrastruktur, serta teknologi adalah pilar utama bisnis digital di Indonesia.

"IIX di STT GDC akan menjadi sebuah hub dalam pengembangan eksosistem interkoneksi yang netral di Indonesia, memenuhi bandwidth yang besar dengan latency rendah sesuai dengan yang dibutuhkan saat ini," tuturnya.

Untuk diketahui, APJII memang menyediakan layanan strategis bagi para anggotanya, termasuk memberikan akses ke IIX, manajemen domain, bantuan bisnis, dan wawasan terkait industri.

Survei APJII: Penetrasi Pengguna Internet Indonesia Mencapai 79% di Tahun 2024

Survei APJII: Penetrasi Pengguna Internet Indonesia Mencapai 79% di Tahun 2024
Survei APJII: Penetrasi Pengguna Internet Indonesia Mencapai 79% di Tahun 2024 (doc: APJII)

Mengutip kanal Citizen Liputan6.com,  Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dengan bangga mengumumkan hasil penelitian terbaru yang menunjukkan pencapaian luar biasa dalam penetrasi pengguna internet di Indonesia pada tahun 2024.

Data terkini menunjukkan bahwa tingkat penetrasi pengguna internet di Indonesia telah mencapai 79.5% dari total populasi, mencapai sekitar 221.563.479 jiwa dari total populasi 278.696.200 jiwa penduduk Indonesia tahun 2023. Hal ini mencerminkan peningkatan signifikan sebesar 1.31% dibandingkan tahun sebelumnya.

Peningkatan ini adalah sebuah pencapaian yang mengesankan bagi Indonesia, yang terus berkomitmen untuk memperluas akses internet bagi semua lapisan masyarakat.

Data yang dihimpun oleh APJII memberikan gambaran yang mendalam tentang bagaimana perkembangan ini mempengaruhi berbagai aspek masyarakat Indonesia.

Berdasarkan klasifikasi urban/rural, kontribusi pengguna internet di wilayah urban mencapai 69.5% dengan tingkat penetrasi 82.2%, sementara di wilayah rural, kontribusi mencapai 30.5% dengan tingkat penetrasi sebesar 74%.

Ini menunjukkan bahwa upaya untuk memperluas akses internet di wilayah pedesaan masih menjadi tantangan yang harus diatasi.

Data juga mengungkapkan tingkat penetrasi pengguna internet berdasarkan kelompok umur. Generasi Z (umur 12-27 tahun) memiliki tingkat penetrasi tertinggi dengan 87.02%, sementara generasi baby boomers (umur 60-78 tahun) memiliki tingkat penetrasi 60.52%.

Hal ini menunjukkan bahwa generasi muda tetap menjadi pengguna utama internet di Indonesia, tetapi generasi yang lebih tua juga semakin terlibat dalam pemanfaatan teknologi.

 

Konektivitas di Daerah 3T

Ketua Umum APJII, Muhammad Arif
Ketua Umum APJII, Muhammad Arif. Dok: APJII

Selanjutnya, berdasarkan klasifikasi wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan tertinggi), daerah non-3T memiliki kontribusi sebesar 96.8% dengan tingkat penetrasi 80%, sementara daerah tertinggal memiliki kontribusi 3.2% dengan tingkat penetrasi 67.6%.

Ini menunjukkan bahwa upaya pemerintah dalam meningkatkan konektivitas di daerah-daerah tertinggal telah memberikan hasil positif.

Penting untuk mencatat bahwa secara regional, provinsi DI Yogyakarta menonjol sebagai provinsi dengan tingkat penetrasi pengguna internet tertinggi, mencapai 88.7%.

Sementara itu, provinsi Jawa Barat memiliki jumlah pengguna internet tertinggi, dengan 42,217,545 penduduk terkoneksi dengan internet.

Ketua Umum APJII, Muhammad Arif, menyatakan, "Pencapaian ini adalah hasil kolaborasi yang kuat antara sektor swasta dan pemerintah dalam upaya untuk memperluas akses internet di seluruh Indonesia. Kami berharap bahwa peningkatan ini akan membawa manfaat besar bagi perkembangan ekonomi, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara keseluruhan."

APJII berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan untuk menjaga pertumbuhan positif dalam penetrasi pengguna internet di Indonesia.

Data ini akan menjadi dasar penting untuk merencanakan langkah-langkah lebih lanjut dalam memastikan bahwa akses internet yang berkualitas tersedia untuk semua warga Indonesia.

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia
Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya