Â
Liputan6.com, Jakarta - Para peneliti tengah mengembangkan baterai jenis baru yakni baterai aluminium-ion (AI-ion) yang diklaim mampu mengubah sistem penyimpanan energi.
Cara kerjanya tidak seperti baterai lithium ion yang kini banyak dipakai di perangkat elektronik hingga smartphone. Baterai Li-ion menghadapi kehilangan kapasitas daya dari waktu ke waktu.
Advertisement
Sementara, teknologi baterai aluminium ion ini diklaim mampu mempertahankan kapasitas 99 persen setelah 10.000 siklus pengisian dan daya kosong.
Mengutip Gizchina, Rabu (29/1/2025), perubahan teknologi ini berasal dari desain solid-state nya.
Menurut ACS Central-Science, teknologi ini mengurangi masalah umum seperti risiko degradasi dan keselamatan. Salah satu peneliti yang merancang baterai tersebut, Wei Wang, mengatakan, "Desain baterai Al-ion baru ini menunjukkan potensi sistem penyimpanan energi tahan lama, hemat biaya, dan sangat aman," katanya.
Ia menambahkan, "Kemampuan untuk memulihkan dan mendaur ulang material utama membuat teknologi ini lebih berkelanjutan."
Jika ditelaah, ketika baterai mampu mempertahankan kapasitas 99 persen setelah 10.000 siklus pengisian daya itu berarti memiliki masa pakai baterai yang lama.
Pasalnya baterai Li-ion yang kini jamak dipakai di perangkat, mengalami penurunan besar setelah 500-1.500 kali siklus pengisian. Angka tersebut setara dengan 2-3 tahun penggunaan sehari-hari.
Cocok untuk Perangkat Jangka Panjang, bukan Smartphone
Sebaliknya, dengan baterai Al-ion diklaim bisa mendekati kapasitas aslinya selama hampir 30 tahun ketahanan baterai jika diisi daya sekali sehari.
Masa pakai baterai yang panjang ini dinilai dapat menjadi game-changer dalam industri teknologi, termasuk smartphone.
Jika pengguna smartphone bisa memiliki baterai smartphone setahan itu pada perangkat mereka, tentunya masalah baterai boros atau bocor atau pergantian baterai bisa berkurang. Itu berarti, kemungkinan daya baterai di perangkat bisa bertahan lebih lama.
Kekurangannya, pengguna mungkin akan membuang baterai yang masih bagus karena justru model smartphone-nya yang terlampau usang.
Dengan begitu, baterai Al-ion akan lebih cocok untuk perangkat yang dirancang untuk bertahan selama puluhan tahun.
Advertisement
Lebih Efisien
Seiring meluasnya sumber energi terbarukan, mulai dari tenaga matahari hingga angin, solusi penyimpanan efisien menjadi penting untuk memastikan stabilitas.
Baterai Li-ion sendiri menghadapi berbagai masalah. Mulai dari biaya produksi yang tinggi, bahaya overheating hingga kebakaran, hingga berkurangnya masa pakai dengan cepat.
Lebih Ideal dan Ramah Lingkungan
Hal tersebut membuat baterai Li-ion jadi kurang ideal untuk penggunaan dalam skala besar. Karenanya, baterai Al-ion dinilai bisa jadi pilihan lebih layak dengan biaya yang lebih murah dan daya tahan lebih baik.
Adapun berdasarkan uji coba tim peneliti, baterai jenis Al-ion ini memiliki ketahanan tinggi. Mulai dari tahan terhadap kelembaban hingga mampu mempertahankan stabilitas fisik dan termalnya.
Baterai ini juga mampu berfungsi dengan baik di suhu tinggi hingga 200 derajat Celsius, demikian berdasarkan pengujian. Baterai tersebut juga disebut bisa didaur ulang.
Advertisement
