Fakta Baru Penyadapan NSA Terkuak, Ada Ratusan Ribu Target Aktif

Salah satu slide bahkan mengungkap screenshot antarmuka dari situs PRISM. Screenshot memperlihatkan target aktif dari program PRISM.

oleh Bayu Galih diperbarui 30 Jun 2013, 10:44 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2013, 10:44 WIB
penyadapan-nsa-130630b.jpg
Episode mengenai penyadapan yang dilakukan Amerika Serikat melalui National Security Agency (NSA) terus berlanjut. Tapi kali ini kisahnya tak menyorot tentang pelarian Edward Snowden, eks asisten teknis di Badan Intelijen AS (CIA) dan NSA yang membocorkan upaya penyadapan tersebut. Fakta baru tentang penyadapan ini kembali terkuak dengan empat slide dari dokumen yang mengungkap informasi baru yang mengejutkan.

Dilansir dari laman Washington Post yang Liputan6.com kutip Minggu (30/6/2013), terdapat empat slide baru mengenai program penyadapan bernama PRISM. Seperti yang dibocorkan Snowden sebelumnya, PRISM merupakan program pengawasan yang dilakukan NSA dan FBI dengan memantau aktivitas online warga AS. Caranya, dengan memanfaatkan sembilan server milik perusahaan teknologi terkenal di AS seperti Google, Apple, Microsoft, Yahoo, dan Facebook.

Hal mengejutkan memang didapat di empat slide tentang program PRISM yang diungkap Washington Post. Antara lain: "tergantung provider, NSA bisa menerima notifikasi langsung saat target masuk ke akun atau mengirim email, teks, dan percakapan suara saat itu terjadi," demikian yang tertulis di dokumen PRISM.

Salah satu slide bahkan mengungkap screenshot antarmuka dari situs PRISM. Di sini terlihat jumlah penyadapan yang dilakukan Pemerintah AS untuk melawan aksi teror. Jumlah targetnya pun mencengangkan.

Dari salah satu yang diperlihatkan Washington Post adalah screenshot tertanggal 5 April. Angka yang diperlihatkan saat itu mengenai adanya 117.675 penyadapan. Angka ini merupakan "target pengawasan secara aktif". Tapi tak diketahui apakah 117.675 itu merupakan jumlah target individu, atau merupakan jumlah penyadapan.

Sedangkan dua slide lain memperlihatkan proses pengumpulan data. Dari analis di lembaga seperti NSA, ke analis data menggunakan tool seperti Marina (data internet), Mainway (catatan panggilan), Nucleon (data suara), Pinwale (data video).

Salah satu slide juga mengindikasikan kalau FBI melakukan pengecekan komunikasi terhadap database milik mereka sendiri. Ini merupakan salah satu cara untuk melakukan verifikasi terhadap target tertentu yang dipilih.

Tapi belum diketahui apakah NSA punya akses langsung ke sembilan server milik perusahaan teknologi raksasa. Keterlibatan mengenai server milik Google, Yahoo, Apple, Facebook Microsoft, PalTalk, YouTube, Skype, dan AOL ini sebelumnya terungkap dari slide yang telah dibocorkan sebelumnya dan dipublikasi di Washington Post dan The Guardian.

Bocoran ini kemudian diketahui dilakukan oleh Edward Snowden. Pemerintah AS saat ini masih berupaya untuk memulangkan dan memproses hukum Snowden di negara asalnya itu. Belum diketahui posisi Snowden saat ini.

Terakhir Snowden diketahui masih di area transit bandara di Moskow, Rusia. Presiden Rusia Vladimir Putin pun berjanji tak akan mengekstradisi Snowden, yang saat ini disebut Putin berada di zona yang secara hukum bukan wilayah Rusia. (gal/*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya