Cepat Atau Lambat, Nawala Akan Stop Blokir Konten

"Nawala tidak akan seterusnya mengawal pengguna internet Indonesia. Dalam empat tahun ke depan mungkin kami akan stop filtering".

oleh Adhi Maulana diperbarui 12 Des 2013, 19:08 WIB
Diterbitkan 12 Des 2013, 19:08 WIB
internet-user-131212c.jpg

Dengan berkembangnya dunia teknologi dan internet, berbagai informasi dapat diserap dengan mudah dan cepat. Namun tak semua hal positif ada di internet, tak sedikit konten negatif yang berseliweran di dunia maya dan dapat diakses dengan mudah oleh siapa pun.

Di Indonesia, filtering atau pemblokiran situs internet dilakukan pihak Kementrian Komunikasi dan Indormasi (Kominfo) dengan dukungan pihak ketiga, yaitu yayasan Nawala Nusantara sebagai penyedia domain name server (DNS) Nawala.

Meski begitu, Executive Director Yayasan Nawala Nusantara M. Yamin El Rust menjelaskan bahwa program filtering situs internet yang saat ini mereka jalankan tidaklah bersifat berkepanjangan. Sifatnya hanya sementara, dan diharapkan untuk ke depannya para pengguna internet di Indonesia sudah teredukasi dan dapat memilah-milah sendiri situs mana yang layak mereka akses.

"Nawala tidak akan seterusnya mengawal pengguna internet Indonesia. Dalam empat tahun ke depan mungkin kami akan stop filtering. Mulai saat ini hingga empat tahun ke depan, pemerintah harus gencar mengedukasi para pengguna internet agar nantinya mereka dapat secara sadar memilih konten-konten yang layak atau tidak layak diakses," jelas Yamin.

Yamin menambahkan, edukasi penggunaan internet yang terefektif adalah dimulai dari lingkup keluarga. "Peran keluarga jauh lebih efektif dibandingkan cara-cara pembatasan akses konten seperti yang sekarang ini kita terapkan. Orangtua harus mulai mengedukasi anak-anaknya dalam perilaku berinternet. Banyak hal yang bisa dimulai dari rumah, karena sistem pemberian pengertian lebih manjur dibandingkan dipaksa."

Pemblokiran sejumlah konten situs internet adalah salah satu bentuk pengontrolan informasi yang memunculkan isu pembatasan kebebasan berekspresi. Namun, tindakan ini masih dianggap perlu di Indonesia mengingat para pengguna internetnya dinilai masih belum mempergunakannya secara bijaksana. (dhi)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya