ABK Korban Perbudakan Kapal Taiwan Asal Indonesia Tewas

Anak Buah Kapal (ABK) Indonesia diduga menjadi korban perbudakan kapal Taiwan hingga tewas.

oleh Liputan6 diperbarui 07 Jun 2015, 17:30 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2015, 17:30 WIB
Abk Tewas
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Tegal - Kabar duka lagi-lagi menimpa buruh migran Indonesia. Anak Buah Kapal (ABK) Indonesia diduga menjadi korban perbudakan kapal Taiwan hingga tewas. Sementara seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) dilaporkan gantung diri oleh kepolisian Diraja Malaysia.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang, Minggu (7/6/2015), mobil ambulans yang membawa jenazah Rasjo Lamtoro, ABK kapal Taiwan asal Desa Kalisapu Slawi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, tiba di kampung halamannya, Minggu pagi. Kedatangan jenazah disambut duka keluarga korban.

Keluarga meyakini Rasjo Lamtoro meninggal akibat perlakuan tidak manusiawi saat bekerja. Dari informasi sejumlah ABK yang selamat, para ABK sempat diperlakukan layaknya seperti budak. Hanya diberikan waktu 2 jam untuk beristirahat dan bekerja selama 22 jam.

Rasjo adalah 1 dari 5 ABK tewas asal Indonesia yang diduga menjadi korban perbudakan di kapal ikan Taiwan pada 29 April lalu di Senegal, Afrika.

Kabar duka lain menimpa Siti Sarofah, TKW yang bekerja di Malaysia. Siti Sarofah tewas dengan cara mengenaskan. Oleh kepolisian Diraja Malaysia, korban dinyatakan tewas bunuh diri.

Keluarga semakin syok setelah mengetahui jika korban ternyata sedang hamil 7 bulan hasil hubungan gelap dengan pria beristri asal Malaysia. Keluarga curiga jika korban bukan tewas akibat bunuh diri melainkan dibunuh.

Banyaknya kasus yang menimpa buruh migran Indonesia sempat membuat Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) berniat untuk menghentikan pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke 21 negara di Timur Tengah. Dan pengetatan penempatan TKI ke kawasan Asia Pasifik. (Nda/Ado)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya