Liputan6.com, Bengkulu - Kering kerontang, beginilah kondisi persawahan di Dusun Besar, Bengkulu saat ini. Areal persawahan yang belum lama ditanami padi sudah tak bisa lagi diairi bahkan sebagian besar tanah persawahan sudah retak-retak.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Jumat (31/7/2015), batang padi pun terlihat meranggas dan menguning akibat tak ada pasokan air. Saluran irigasi sekunder dan tersier yang menyuplai air sudah lama mengering. Akibatnya, ratusan hektare sawah di 4 kelurahan terancam gagal panen.
Lain lagi nasib para petani di Wanarejan, Pemalang, Jawa Tengah. Lahan persemaian seluas 10 hektare milik salah seorang warga sudah disiapkan untuk areal persawahan.
Advertisement
Namun karena sudah menguning akibat kekeringan, kondisi benih bagai rumput kering yang tidak berguna. Warga itu pun tak berdaya menghadapi kekeringan akibat setelah dilanda kemarau panjang.
Para petani sebetulnya punya sumur bor buatan. Karena kedalamannya belasan meter, sumur ini tak mampu menyediakan air untuk mengairi lahan persawahan.
Sementara kondisi di Desa Sukasirna, Cianjur, Jawa Barat lebih menyedihkan. Dalam 1 bulan ini para petani di daerah ini seyogianya sudah menjalani masa panen, namun akibat kekeringan mereka terpaksa melalukan panen dini dengan hasil jauh lebih rendah dibanding panen sebelumnya.
Kondisi ini tidak hanya membuat para petani rugi besar, tapi juga bisa mengancam produksi beras, mengingat Cianjur termasuk salah lumbung beras nasional dengan kualitas baik. (Vra/Ans)