Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri, mendukung rencana Pemerintah yang akan memangkas rantai pasok pangan dengan menghilangkan peran perantara seperti tengkulak atau makelar melalui Koperasi Desa (KopDes) Merah Putih selama bermanfaat bagi pedagang pasar.
Menurut Abdullah Mansuri, rencana ini bisa menjadi langkah yang efektif, asalkan koperasi pasar mampu melakukan pendekatan yang tepat dengan petani lokal dan menyesuaikan dengan ritme pembayaran serta harga yang berlaku.
Baca Juga
"Ya, selama itu efektif, koperasi pasar itu bisa melakukan pendekatan terhadap petani-petani lokal dan bisa mengikuti ritme pembayaran, ritme harga, menurut saya akan efektif ya," kata Abdullah kepada Liputan6.com, Rabu (16/4/2025).
Advertisement
Ia menekankan pentingnya koperasi untuk tidak mengambil keuntungan yang berlebihan, karena jika koperasi pasar beroperasi dengan cara yang adil dan bijaksana, maka bisa menjadi alternatif yang lebih baik daripada peran tengkulak yang selama ini banyak dikeluhkan.
"Selama koperasi pasar tidak mengambil keuntungan terlalu besar, dibandingkan tangkulak menurut saya itu jadi bahan yang baik untuk pemangkasan rantai pasok yang terlalu panjang," ujarnya.
Jadi Angin Segar Bagi pedagang pasar
Abdullah juga menambahkan bahwa jika koperasi pasar ini dapat beroperasi secara efektif dan konsisten, maka ini akan menjadi angin segar bagi pasar dan masyarakat, mengingat panjangnya rantai pasok selama ini seringkali mengakibatkan harga pangan yang lebih tinggi dan tidak stabil.
"Selama ini dilakukan secara efektif dan bisa berjalan konsisten, ini bisa kita, ini bisa menjadi angin segar lah buat kita memangkas rantai pasok," ujar Abdullah.
Dengan penerapan model ini, diharapkan hubungan langsung antara petani dan pasar bisa lebih terjalin dengan baik, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada perantara yang seringkali memperburuk situasi.
Menurutnya, keberhasilan ini tentu akan sangat bergantung pada pelaksanaan yang tepat, agar koperasi pasar bisa menjalankan peran pentingnya dalam mendukung stabilitas pangan dan kesejahteraan petani serta pedagang pasar.
Indonesia Punya Koperasi Desa Merah Putih, Tengkulak Bisa Lenyap
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan sekaligus Ketua Satgas Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih, Zulkifli Hasan, menegaskan keberadaan Koperasi Desa (KopDes) Merah Putih bisa menjadi solusi untuk memangkas rantai pasok pangan dan menghilangkan middleman seperti tengkulak atau makelar.
Pernyataan tersebut disampaikan usai pertemuannya dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan sejumlah bupati dari wilayah seperti Banyuwangi, Pamekasan, Jombang, dan Lamongan.
“Jadi nanti ini hilang semua, pupuk misalnya, dari pabrik pupuk langsung ke koperasi. Mau ke mana lagi makelar nggak ada lagi. Kooperasi kan udah milih orang desa itu. Jadi nggak ada lagi dipotong. Mau membeli minyak goreng atau apa, dari produsen langsung kooperasi. Nggak ada lagi tukang timbun. Nggak perlu lagi,” ujar Menko Zulkifli kepada wartawan di Kantor Kemenko Pangan, Senin (14/4/2025).
Advertisement
Tak Hanya jadi Koperasi Simpan Pinjam
Zulkifli menekankan koperasi desa ke depan tak hanya sebagai koperasi simpan pinjam, tetapi juga menjadi menangani sembako seperti bahan pangan, pupuk, dan kebutuhan pokok langsung dari produsen ke masyarakat, tanpa melalui tengkulak atau makelar.
“Kooperasi ini nanti akan menangani bisnis, misalnya sembako, ada kliniknya, bisa jadi agen LPG, bisa membagi bantuan pangan, menyalurkan KUR, dan lainnya. Ini akan berkembang besar, sehingga ekonomi desa berkembang dengan baik,” jelasnya.
Zulkifli juga menjelaskan koperasi tersebut adalah milik masyarakat desa, adapun terkait hubungannya dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) hal itu bisa dirumuskan dalam musyawarah desa.
“Kalau BUMDes yang maju mau jadi koperasi milik desa, silakan. Kalau tidak, BUMDes tetap, nanti koperasi bisa bikin baru. Hubungan bisnisnya tinggal dirumuskan di desa,” kata Menko Zulkifli kepada wartawan di Kantor Kemenko Pangan, Senin (14/4/2025).
