Kekeringan, Petani di Banten Mengairi Sawah dengan Air Comberan

Di Serang hingga saat ini terdapat 329 hektare sawah yang kekeringan, dari 5.054 hektare sawah yang sudah ditanam.

oleh Liputan6 diperbarui 31 Jul 2015, 14:22 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2015, 14:22 WIB
Kekeringan, Petani di Banten Mengairi Sawah dengan Air Comberan
Di Serang hingga saat ini terdapat 329 hektare sawah yang kekeringan, dari 5.054 hektare sawah yang sudah ditanam.

Liputan6.com, Brebes - Musim kemarau ini membuat para petani harus kreatif mengairi sawah dengan biaya murah. Para petani di Kecamatan Jatibarang, Brebes, Jawa Tengah, kini mengandalkan pompa air untuk mengairi sawah.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (31/7/2015), namun tingginya biaya operasional membuat mereka mengganti premium dengan elpiji 3 kilogram untuk menghidupkan pompa air. Bila menggunakan premium dibutuhkan 15 liter per hari, seharga Rp 111 ribu, sedangkan elpiji hanya dibutuhkan 2 tabung seharga Rp 35 ribu.

Di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, kekeringan membuat petani menunda menanam padi dan beralih ke palawija dan tembakau. Para petani khawatir bila memaksakan diri menanam padi justru akan gagal panen karena kekurangan air.

Di Serang, Banten, petani memanfaatkan air comberan untuk mengairi sawah di musim kering. Air ditampung selama dua hari, kemudian dialirkan ke sawah menggunakan alat tradisional bernama senggot.

Mereka tidak mampu menyewa mesin diesel yang harganya mahal. Di Serang hingga saat ini terdapat 329 hektare sawah yang kekeringan, dari 5.054 hektare sawah yang sudah ditanam.

Sementara di Indramayu, Jawa Barat, selain mengakibatkan areal sawah kekeringan, musim kemarau kali ini juga membuat warga di Blok Oyoran, Kecamatan Krangkeng, Indramayu, terpaksa menggunakan air kolam yang keruh dan berbau untuk mandi dan mencuci. Warga terpaksa menggunakan air ini karena air sumur sudah mengering, sementara air dari PDAM tidak mengalir. (Dan/Yus)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya