Liputan6.com, Palembang - Kota Palembang, Sumatera Selatan dan sekitarnya dikepung kabut asap. Tingkat pencemaran udara meningkat dan membahayakan kesehatan. Jarak pandang terbatas dan membahayakan transportasi darat, perairan, dan udara.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Kamis (1/10/2015), pada malam hari, pekatnya kabut asap yang menyelimuti Provinsi Sumatera Selatan sangat membahayakan arus lalu lintas darat.
Para pengguna jalan harus lebih waspada. Lampu kendaraan yang ada pun tidak mampu menembus pekatnya kabut asap. 2 peristiwa kecelakaan terjadi akibat kabut asap.
Advertisement
Sebuah truk batu bara menerjang jembatan setelah menghindari tabrakan dengan truk lain di depannya. Sedangkan di lokasi lain, sebuah truk terguling karena sopir batas ruas dan bahu jalan tidak terlihat.
3 Hari menghilang, kabut asap kembali mengancam penerbangan di Bandara Temindung, Samarinda, Kalimantan Timur. Jarak pandang kembali anjlok di kisaran 1.500 meter.
Meski demikian, aktivitas penerbangan tidak sepenuhnya terganggu. Pihak otoritas Bandara Temindung menyebutkan jarak pandang masih dalam ambang batas normal.
Pihak maskapai berharap, ancaman kabut asap tidak bertambah pekat terlebih saat ini kepercayaan masyarakat untuk memanfaatkan jasa layanan udara berangsur-angsur pulih pascabencana kabut asap selama hampir sebulan terakhir.
Sementara itu, pagi tadi Kota Palembang juga kembali dikepung kabut asap pekat dari aktivitas pembakaran lahan dan hutan. Pekatnya kabut asap memicu melonjaknya Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) hingga menyentuh level tertinggi yaitu diatas 500 mikrogram per meter kubik.
Kondisi ini merupakan yang terparah selama bencana kabut asap melanda Kota Palembang.
Kabut asap ini berasal dari kebakaran lahan di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Dari pantauan BMKG, hingga kini jumlah titik api di wilayah ini terus bertambah. Terakhir tercatat ada 260 titik api.
Sejak bencana kabut asap melanda Sumatera Selatan, penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di provinisi ini meningkat tajam menjadi 348 ribu pasien. (Vra/Mvi)