Penuhi Target Pemerintah di Asian Games 2018, Angkat Besi Tetap Evaluasi

Medali emas Asian Games 2018 dipersembahkan Eko Yuli Irawan.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 24 Agu 2018, 18:00 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2018, 18:00 WIB
Eko Yuli
Lifter putra andalan Indonesia Eko Yuli Irawan (61,83) berhasil memberikan medali emas yang kelima untuk kontingen Indonesia usai turun di partai final putra kelas 62 kg grup A di Hall A3 Jiexpo, Kemayoran, Jakarta, Selasa (21/8)

Liputan6.com, Jakarta - Angkat besi berhasil memenuhi target pemerintah di Asian Games, yakni menyumbang satu medali emas. Kenyataannya, angkat besi berhasil mendapat satu medali emas, satu perak, dan satu perunggu.

Medali emas Asian Games 2018 dipersembahkan Eko Yuli Irawan. Sedangkan Sri Wahyuni mendulang medali perah, dan perunggu diraih Surahmat.

Namun demikian, Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi dan Binaraga Seluruh Indonesia (PB PABBSI) tetap melakukan evaluasi. Ini dilakukan karena PB PABBSI menargetkan dua emas di Asian Games 2018.

"Akan ada evaluasi dan pak Joko (Pramono, Waketum PABBSI) akan pimpin. Pola pembinaan pelatnas, rekrutmen pelatih, cara menerapkan high performance dengan benar harus diperbaiki," ujar Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PABBSI, Alamsyah Wijaya di JIExpo Kemayoran.

Satu medali emas Asian Games yang ditargetkan PABBSI lepas ketika Triyatno yang turun di kelas 69 kilogram hanya berada di peringkat keempat. Triyatno hanya berhasil mengakat beban dengan total 329 kilogram.

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Miskomunikasi

Sayang, adanya miskomunikasi dengan pelatih membuat total angkatan Triyatno tidak maksimal. Hal tersebut membuatnya tak sempat melakukan angkatan pertama jenis clean & jerk.

Trityatno hanya kalah tujuh kilogram dari total angkatan yang diraih lifter Korea Utara yang mendulang medali emas Asian Games, O Kang Chol. Kegagalan ini, kata Alamsyah karena adanya rangkap jabatan.

"Tak bisa merangkap begitu. Kalau duduk sebagai manajer artinya dia tak mengamati latihan tapi kalau pelatih pasti mengamati latihan," katanya.

"Kalau begitu pasti dia punya data di pertandingan berapa maksimum kemampuan atletnya sehingga bisa punya strategi yang lebih mumpuni. Tapi ini sudah terjadi. Sekarang kita cari solusinya."

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya