Liputan6.com, Jakarta Meski masih sedikit, sejumlah produk makanan asal Indonesia mulai menjadi primadona di negara lain. Pemicunya, produk makanan Indonesia memiliki kualitas dan rasa yang cocok dengan negara tersebut.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mencontohkan, produk instan lokal seperti Indomie kini makin digandrungi negara di Timur Tengah khusus Arab Saudi. Ketenaran produk mi ini terutama disebabkan kebiasaan para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang membawa makanan instan tersebut ke negara tujuannya.Â
"Dulu Indomie ini dibawa oleh TKI kita yang bekerja disana, mereka makan itu, kemudian dilihat oleh anak majikannya, dan ternyata mereka juga suka," ujarnya di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Jumat (21/3/2014).
Selain ke Arab Saudi, mi instan produksi Indonesia juga sudah merambah negara lain di benua Afrika yaitu Senegal. Buktinya, Duta Besar Senegal, dalam pertemuan semasa menjabat Duta Besar Indonesia untuk Jepang, pernah mengklaim Indomie sebagai produk dari negaranya.
"Saat itu saya bertemu dengan Duta Besar Senegal di Tokyo. Ini dalam hati saya hanya tertawa saja. Sudah jelas namanya Indomie, ya pasti dari Indonesia," jelasnya.
Belajat dari hal ini, Lutfi pun ingin agar produk Indonesia lainnya juga bisa menembus pasar dinegara lain. Salah satu produk potensial adalah obat herbal Tolak Angi.
Namun diakuinya, produsen harus memperhatikan sejumlah faktor agar bisa diterima di negara tujuan. "Tolak Angin berpotensi masuk ke Malaysia tapi karena namanya Tolak Angin jadi Indonesia banget jadi takut yang beli hanya Indonesia. Susah menjelaskan masuk angin itu apa? masa in wind. Kami akan kerjasama ongkos terjemahkan stiker label dan penetrasi pasar Malaysia," tandasnya.
Advertisement