Papua Kembangkan Peternakan Sapi di Perkebunan Kelapa Sawit

Sejumlah kabupaten di provinsi Papua memiliki potensi besar untuk mengintegrasikan perkebunan kelapa sawit dengan peternakan sapi.

oleh Katharina Janur diperbarui 01 Mei 2014, 12:20 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2014, 12:20 WIB
Peternakan Sapi di Papua
(Foto: Katharina Janur/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jayapura - Papua bakal mengembangkan lebih dari lima kabupaten menjadi sentral peternakan sapi yang dikembangkan di perkebunan kelapa sawit. Sejumlah kabupaten ini di antaranya Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Nabire, Merauke, Keerom, Biak dan Sarmi.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian RI, Syukur Iwantoro mengatakan, sejumlah kabupaten ini memiliki potensi yang pengembangan sapi sawit, yang dinilai lebih efisien dari hal pakan ternak dan juga bagi perkebunan sawitnya sendiri.

"Pola pengembangan sapi yang berintegrasi dengan perkebunan sawit, adalah salah satu contoh peternakan dan perkebunan yang saling menguntungkan. Untuk pakan sapi, ternyata sapi senang menyantap gulma yang merupakan pakan terbaik bagi sapi. Padahal gulma adalah tumbuhan yang sangat merugikan bagi kelapa sawit. Kemudian limbah sawit yakni CPO baik untuk karbohidrat sapi dan dapat pula menggemukkan. Padahal limbah itu sangat mengganggu lingkungan," jelas Syukur di hadapan 100-an peternak sapi sawit di Pir 1, Kabupaten Keerom, Papua, yang ditulis Kamis  (1/5/2014).

Sementara bagi perkembangan kelapa sawit, kotoran dan kencing sapi merupakan pupuk yang baik. Produktivitas tanaman kelapa sawit pun menjadi meningkat. "Namun berkat kotoran dan kencing sapi, produktivitas sawit bisa mencapai 30% dan tak perlu peremajaan," ungkapnya.

Pola integrasi sapi dan kelapa sawit juga telah berhasil dikembangkan pada sejumlah provinsi misalnya Kalimantan Timur, Riau dan Sumatra Utara, Sulawesi dan juga Papua. "Negara Malaysia juga mengembangkan pola ini dan perkembangannya cukup baik. Integrasi sapi dengan sawit juga relatif biaya pakannya zero," ucap dia.

Ke depan, Papua juga akan dijadikan sentra pakan sapi, mengingat potensi tanaman hijau, rumput, tanaman jagung yang melimpah di Papua. Bahkan, potensi pakan sapi ini bisa dijual ke Surabaya dan Makassar serta diekspor ke negara tetangga seperti Papua Nugini.

Data dari Dinas Kementrian Pertanian menyebutkan jumlah sapi potong di Papua mencapai lebih dari 79 ribu. Penyebarannya terbanyak di Merauke, Kota Jayapura, Nabire, Kabupaten Jayapura, Keerom, Sarmi dan Biak Numfor. Sementara harga sapi potong di Papua mencapai Rp 28-30 juta per ekornya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya