Liputan6.com, Jakarta Indonesia Petroleum Association (IPA) menyatakan, Indonesia bakal menjadi importir minyak terbesar se-Asia Pasifik jika tidak terjadi peningkatan produksi minyak dalam negeri.
Presiden IPA Luman Mahfoez mengatakan, produksi minyak dalam negeri saat ini belum sesuai dengan kebutuhan. Oleh sebab itu, jalan keluar yang ditempuh adalah impor. Parahnya, impor minyak yang dilakukan terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun karena memang terjadi peningkatan kebutuhan.
"Ini luar biasa, Indonesia pada 2025 menjadi negara paling dominan impor energi di Asia Pasifik. Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan semakin besar karena produksi belum mencapi 840 ribu barel per hari," kata Lukman di Jakarta, Senin (5/5/2014).
Advertisement
Lukman menambahkan, IPA sebagai wadah perusahaan minyak di Indonesia berusaha semaksimal mungkin mengatasi penurunan produksi dengan terus melakukan eksplorasi untuk mencari sumur baru.
"Akan tetapi di permulaan 2014 ini angka eksplorasi masih belum mencapai target yang diharapkan," ungkapnya.
Lukman mengungkapkan, menurut data cadangan minyak Indonesia (Indonesia oil resevs oil replecement rasio) 2013 baru 46,6% dari minyak yang diproduksi, sedangkan cadangan gas masih terbilang cukup baik yaitu 90,27%.
"Tapi kenyataannya produksi kita menurun karena kegiatan eksplorasi perlu ditingkatkan. Kalau ekporasi berhasil baru 10-15 tahun nanti kita menikmati hasilnya," pungkasnya.