Liputan6.com, Sumbawa - Masyarakat sekitar lokasi pengerjaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Dusun Kanar, Desa Labuhan Badas, Kecamatan Labuhan Badas, Sumbawa Besar, Nusa tenggara Barat berunjuk rasa meminta agar pengerjaan PLTU dihentikan.
Aspirasi penghentian tersebut karena ditemukan beberapa kejanggalan, diantaranya PLTU tersebut diduga menggunakan BBM jenis solar bersubsidi dalam pengerjaannya.
Masyarakat meminta kepada pemda dan penegak hukum untuk menghentikan aktivitas PLTU dan segera menindak apabila ditemukan keterlibatan oknum pemerintahan serta pengusaha yang mendistribusikan BBM bersubsidi.
Advertisement
Koordinator aksi A.Rahim mengatakan, berdasarkan temuan di lapangan penggunaan BBM di luar ketentuan tersebut dilakukan dengan modus menggunakan rekomendasi BBM sebanyak 1.000 liter untuk 10 ribu liter. sebab, Ironis nya pihak SPBU tidak melayani masyarakat yang hanya membeli 5 liter Solar di SPBU itu.
Mayarakat mensinyalir adanya rekomendasi yang tidak sesuai peruntukannya tersebut juga menjadi penyebab terjadinya kelangkaan BBM jenis solar di hampir seluruh SPBU se-Kabupaten Sumbawa.
“Kami menduga adanya pembiaraan oleh Pertamina. Karena masalah ini terus terjadi,” tegas Rahim dalam orasinya, Selasa 6/5/2014.
Terkait hal ini, Kepala Depo Pertamina setempat, Muhammad Ali Basah, menyangkal dugaan tersebut. Dia menjelaskan bahwa penyebab terjadinya kelangkaan BBM di Sumbawa akibat banyaknya rekomendasi yang dikeluarkan pemerintah.
“Semakin banyak rekomendasi dikeluarkan pemerintah, maka semakin besar potensi kelangkaan BBM terutama jenis solar, mestinya harus ada evaluasi oleh pemerintah yang mempunya otoritas yang diberikan oleh Undang-undang (UU) untuk mengeluarkan rekomendasi BBM tersebut” ujar Ali.