Geser Eropa, Asia Bisa Jadi Pasar Kunci Produk Mewah Dunia

Dalam beberapa tahun ke depan Asia diprediksi mampu menjadi pasar utama untuk produk barang mewah dari seluruh penjuru dunia

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 03 Jun 2014, 14:05 WIB
Diterbitkan 03 Jun 2014, 14:05 WIB
Barang Mewah
(Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Singapura - Peningkatan jumlah penduduk kelas menengah di Asia membuat kawasan tersebut berhasil menarik banyak investor asing. Bahkan dalam beberapa tahun ke depan Asia diprediksi mampu menjadi pasar utama untuk produk barang mewah dari seluruh penjuru dunia.

"Dalam beberapa tahun ke depan, ekonomi Asia akan terus meningkat dan mampu menggeser Amerika Utara serta Eropa sebagai pasar kunci dunia untuk barang-barang bermerek," ungkap ahli strategi di Safanad, California John Rutledge.

Bahkan Rutledge mengatakan, dalam waktu dekat, produk domestik bruto (PDB) China dapat melampaui tingkat PDB Amerika Serikat (AS) dan menempatkannya di posisi teratas dunia. PDB Asia dapat melampaui AS dan Uni Eropa.

Para ekonom menyimpulkan, peningkatan jumlah kekayaan konsumen berarti manufaktur Asia akan terus meningkat. Selama ini, Asia telah menjadi basis produksi terbesar di dunia untuk berbagai produk seperti maninan, sepatu hingga mobil mewah.

"Jepang juga terus menunjukkan peningkatan di bidang manufaktur dan berhasil memproduksi barang-barang mewah saat ini," terangnya.

Ahli strategi pasar Prudential Financial Quincy Krosby menjelaskan, peningkatan konsumen Asia merupakan faktor utama dalam perekonomian dunia. Sejauh ini, OECD memprediksi Asia mampu mendominasi jumlah populasi penduduk kelas menengah global sebanyak 66% dan konsumsi kalangan tersebut meningkat hingga 59% pada 2030.

"CEO dari setiap produk ternama kini memahami satu hal yang sama: dirinya harus menempati posisi terunggul di Asia," tandas manajer strategis Safanad John Rutledge

Asian Development Bank (ADB) memprediksi Asia dapat menggandakan kontribusinya untuk Produk Domestik Global (PDB) hingga 51% pada 2050. Sementara pada 2010, Asia dapat menyumbang 27% dari total PDB dunia. (Sis/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya