Liputan6.com, Jakarta - Arus Peti kemas di Pelabuhan Tanjung PerakSurabaya Jawa Timur, pada paruh tahun 2014 ini menunjukkan pertumbuhan. Salah satunya terlihat dari realisasi arus peti kemas yang keluar masuk melalui beberapa terminal di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Berdasarkan data PT Pelindo III menunjukkan, sepanjang Januari hingga Juni arus peti kemas di Pelabuhan Tanjung Perak mengalami kenaikan tipis sebesar 3 persen dari realisasi paruh tahun lalu.
"Berdasarkan hasil realisasi arus petikemas sampai dengan semester 1 tahun 2014 yang melalui Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, tercatat sebanyak 1.268.723 box setara dengan 1.516.558 teus, meningkat satu digit sebesar 3% dari realisasi paruh tahun 2013 lalu yang tercatat 1.226.938 box setara dengan 1.466.543 teus. Realisasi paruh tahun 2014 tersebut meningkat 9% apabila dibandingkan dengan paruh tahun 2012 lau dimana tercatat 1.166.233 Box setara dengan 1.392.982 Teus," ujar Kepala Humas PT Pelindo III (Persero) Edi Priyanto dalam keterangannya, Jumat (11/7/2014).
Realisasi arus peti kemas tersebut menurutnya masih didominasi domestik, terdiri dari dari arus internasional sebanyak 463.788 box atau sebesar 37% dari total arus peti kemas, atau setara 651.998 teus atau 43% dari total arus peti kemas.
Sedangkan arus peti kemas domestik tercatat sebanyak 804.935 box atau 63% dari total arus petikemas, setara dengan 864.560 teus atau 57% dari total arus peti kemas.
Berdasarkan realisasi data peti kemas internasional dan domestik sepanjang semester 1 tahun 2014 tersebut dapat diketahui bahwa arus petikemas domestik maupun internasional mengalami peningkatan sebesar 3-4 persen.
"Peningkatan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dan wilayah Indonesia Timur menyebabkan arus barang ke wilayah tersebut terus mengalami pertumbuhan yang cukup baik," kata Edi.
Peningkatan arus petikemas dari tahun ke tahun juga dipicu oleh kian diminatinya sarana pengiriman barang dengan petikemas oleh kalangan pelaku usaha. Hal tersebut terbukti dari meningkatnya arus petikemas di seluruh pelabuhan yang ada di Indonesia.
"Salah satu keuntungannya, selain lebih terlindung dari cuaca, petikemas juga dirasa lebih efisien dan resiko barang rusak lebih kecil," ujarnya.
Jika dilihat dari kontribusinya, arus petikemas dalam satuan Teus terbesar disumbang arus peti kemas di Terminal Peti Kemas Surabaya (TPS).
Selanjutnya di Terminal Berlian (BJTI) dan sisanya dari berbagai terminal Konvensional yang terdiri dari Terminal Jamrud, Terminal Nilam dan Terminal Mirah. (Yas/Nrm)