Wawancara Mari Elka: Karya Kreatif Anak Muda RI Sudah Mendunia

Saat ini Indonesia merupakan satu dari dua negara di dunia yang memiliki Kementerian khusus menangani ekonomi kreatif.

oleh Liputan6 diperbarui 12 Agu 2014, 20:39 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2014, 20:39 WIB
Ilustrasi Mari Elka Pangestu
Mari Elka Pangestu

Liputan6.com, Jakarta - Reporter: Amii Nindita

Komitmen Indonesia dalam pengembangan ekonomi kreatif sudah tidak diragukan lagi. Saat ini Indonesia merupakan satu dari dua negara di dunia yang memiliki Kementerian khusus menangani ekonomi kreatif.

Tak hanya di dalam negeri, karya kreatif anak muda Indonesia ternyata sudah diakui dunia internasional. Sebutlah karya perancang muda Indonesia, Tex Saverio ternyata pernah dipakai oleh artis dunia Lady Gaga.

Mau tahu sejauh mana perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia? Berikut hasil bincang-bincang, Amii Nindita dan juru kamera Dono Kuncoro dari Liputan6.com dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu.

Industri kreatif di Indonesia sudah cukup banyak, bagaimana perhatian pemerintah terhadap ekonomi kreatif sendiri?

Sangat tinggi. Boleh dikatakan Indonesia salah satu negara dari dua negara yang memiliki Kementerian Ekonomi Kreatif dalam portfolionya, itukan berarti pemerintah mempunyai perhatian tinggi, mempunyai komitmen politis yang tinggi sampai menciptakan kementerian.

Dan sebelum kementerian itu tercipta, sudah ada proses, kebetulan saat kami di Kementerian Perdagangan juga ikut membangun kepedulian pemerintah sampai ada suatu instruksi presiden (Inpres) yang dibuat di 2008.

Jadi sebelum ada kementerian sudah ada semacam koordinasi antar kementerian untuk mendorong ekonomi kreatif di Indonesia.

Sejauh ini kendala yang masih mengganjal dalam pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia seperti apa?

Intinya sejak kita mulai menangani ekonomi kreatif, itu sebetulnya arahan dari presiden awalnya fokusnya kepada ekonomi kreatif berbasis warisan budaya. Awalnya fokus ke kerajinan, kepada batik, lama-lama berkembang ke film, musik, fashion yang juga berbasis IT, seperti konten dan sebagainya.

Kami melihat adanya pertumbuhan dan pemahaman  yang meningkat selama enam tahun terakhir, di mana pertumbuhan ekonomi kreatif tahun lalu 5,7 persen itu lebih tinggi dari pertumbuhan nasional, kelihatannya ada tanda-tanda baik bahwa ada pertumbuhan yang terjadi.

Sumbangan ekonomi kreatif terhadap ekonomi sangat penting, 15 sektor ekonomi kreatif itu menyumbang 7 persen terhadap produk domestik bruto (PDB), 11 persen terhadap penyerapan tenaga kerja, tetapi tentunya ada tantangan yang dihadapi setelah mengidentifiksi tujuh isu strategis yang harus diatasi.

Industri ekonomi kreatif Indonesia apa  yang unggul di dunia Internasional?

Kalau kita bicara unggul dan sudah mulai dikenal di internasional mungkin kriya kita, antara lain batik, wayang dan angklung karena itu sudah diakui UNESCO sebagai cultural heritage.

Mode kita juga terutama tiga tahun terakhir saya cukup bangga, bahwa beberapa desainer kita sudah menembus pasar internasional, Tex Saverio dipakai Lady Gaga, beberapa desainer kita yang ikut Tokyo fashion atau Paris fashion week, beberapa diambil oleh ritel besar.

Film juga beberapa sudah tembus di film festival internasional, maupun film Hollywood yang syuting di Indonesia termasuk melibatkan bintang film dari Indoensia, maka itu erat kaitannya antara ekonomi kreatif dan pariwisata

Kalau digital dan multimedia juga sudah terkenal terkenal di tnternasional?

Sebetulnya tanpa kita sadari sudah dikenal, tapi mungkin kalau kita tidak terlalu berkecimpung di dunia itu tidak tahu. Ternyata karya kreatif anak muda kita sudah dikenal di kancah dunia digital.

Ada beberapa anak muda kita yang menciptakan online game, bekerja untuk animasi, komik sudah dikenal bisa membuat karya untuk perusahaan besar seperti Walt Disney, Garfield, Marvel Comics. Mereka juga menciptakan game dengan karakter ala Indonesia.

Online game ini banyak yang global seperti dreadout itu game online mengenai hantu yang sudah sembilan juta pemainnya. Jadi lucu, indonesia sangat beraneka ragam, hantunya juga beraneka ragam, itu hantu saling berperang. Ini adalah contoh karya anak bangsa. Base-nya di Yogya tapi sudah menglobal.

Setelah beberapa tahun memimpin, apa saja yang Anda nilai sudah berjalan baik di industri kreatif?

Pemahaman masyarakat kita secara luas, mulai dari media. Saya senang Anda wawancara soal ekonomi kreatif.  Saya lihat di koran, televisi sudah banyak yang menggunakan istilah ekonomi kreatif atau industri kreatif. 

Masyarakat sudah mulai apresiasi produk kreatif dalam negeri, misalnya fashion. Mulai anak kecil sampai orang dewasa cukup bangga pakai fashion karya desiner Indonesia, atau nuansa Indonesia-nya, misalnya kain tenun dan batik. Pemusik kita banyak yang bangga gitarnya dibatik. Ini wujud apresiasi kita sendiri dan itu sangat penting.

Bagaimana kontribusi ekonomi kreatif saat ini?

Kalau untuk devisa kira-kira US$ 10 miliar dihasilkan dari industri kreatif, terutama dari fashion dan kerajinan. Jasa desainer dan jasa koreografi  yang menurut saya tidak terlalu terekam, yang tidak terukur di luar keekonomian yaitu nilai kebanggaaan dan mengangkat Indonesia sebagai negara, mengangkat tempat wisata yang indah, mengangkat budaya Indonesia melalui produk atau jasa kreatif.

Ada tujuh isu strategis yang menjadi penghambat perkembangan industri kreatif, apa saja?

Pertama, sumber daya manusia (SDM), bagaimana kita menumbuhkan talenta kreatif kita, seperti sanggar tari harus dikembangkan.

Apakah sanggar tari di daerah-daerah ini sudah berkembang?

Tergantung daerah dan komitmen pemerintah daerah. Di berapa tempat sudah pudar, di beberapa tempat lain sanggar tari ini didorong. Kita sendiri melihat ini penting sebagai cikal bakal untuk melahirkan kreatifitas. Hampir semua daerah di Indonesia ada. Apakah itu di tempat komunitas berkumpul di situ dilakukan latihan tari seperti di Bali, atau ada komunitas yang peduli untuk menumbuhkan itu (kreatifitas).

Kita meminta dukungan kementerian terkait seperti Kementerian Pendidikan untuk mendukung itu. Di solo ada 30-40 sanggar tari dengan spesialiasi masing-masing.

Maka itu pendidikan non formal dan di sini pentingnya keberadaan ruang publik yang diciptakan pemerintah daerah, di mana anak-anak muda bisa berkumpul dan dibuat daya tarik. Jika tidak tertarik yang tradisional itu bisa dikombinasikan dengan modern. Tapi mereka tetap diberi pemahamanyang tradisional.  Keberadaan ruang publik ini penting. 

Yang menarik ekonomi kreatif basisnya bisanya kota. Misalnya, pesatnya perkembangan film di Hollywood Los Angeles, atau lahirnya Beatles di Liverpool. "Pusat kota menciptakan pusat-pusat lahirnya kreativitas yang memberikan nilai tambah.

Di Indonesia, ada Bandung, Solo, Yogyakarta dan Pekalongan ini semua sedang didorong agar diakui UNESCO sebagai kota kreatif.

Selain SDM, kendala lain apa?

Ada enam lagi, kedua akses ke bahan baku dan infrastruktur. Akses bahan baku itu perajin bagaimana dia mendapatkan kain, bahan baku untuk melakukan pekerjaannya. Infrastruktur termasuk akses ke telekomunikasi.

Ketiga akskes pembiayaan. Ini klasik untuk semua usaha kecil dan menengah (UKM), tapi khusus untuk ekonomi kreatif itu produknya tidak bisa dinilai bisa berhasil atau tidak. Bagaimana kita hitung kemungkinan produk ini dijual kalau produknya belum ada? Misalnya film, kita harus buat filmnya, sebelum tahu jadi hits atau tidak.  Siapa yang mau biayai itu. Jadi ada keunikan sendiri.

Keempat, akses ke pasar. Keberadaan festival-festival, keberadaan pameran, kita membawa produk ke luar negeri lewat network kita itu bagian dari itu.

Kelima, bagaimana menumbuhkan industri dari suatu ide baik jadi suatu bisnis. Ini kita hadapi cukup banyak masalah. Mereka orang kreatif yang rata-rata agak seniman berpikir masa karya saya dikomersilkan, padahal kalau tidak dikomersilkan dia tidak bisa hidup dari kreatifitas dia. Jadi ini yang harus ditumbuhkan.

Keenam, akses ke teknologi. Itu bisa terkaitan dengan pembuatan sesuatu, misalnya yang membuat animasi.  Misalnya di digital, software yang mahal, itu bagaimana akses yang baik untuk bisa melakukan pekerjaan.

Terakhir kelembagaan. Di situ peran pemerintah regulasi insentif disinsetif, menjamin ada public space. Bagaimana berkembang jika tiak ada gedung seni pertunjukan. Itu peran pemerintah sebagai fasilitator dan menciptakan iklim kondusif.

Dari 15 sektor industri kreatif itu, salah satu isu besarnya adalah perlindungan Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) karena itu nilainya ide yang ada di kepala dia. (Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya