Purbaya: Di Bawah SBY, Indonesia Bisa Lewati Dua Masa Krisis

Head of Economic Research, Danareksa Research Institute, Purbaya Yudhi S, di 2005 hingga 2013 pertumbuhan ekonomi Indonesia mendekati 6%.

oleh Liputan6 diperbarui 29 Agu 2014, 11:32 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2014, 11:32 WIB
Purbaya Yudhi Sadewa

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Republik Indonesia periode 2004-2009 dan periode 2009-2014 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah meninggalkan banyak warisan kepada rakyat Indonesia.

Head of Economic Research, PT Danareksa Research Institute, Purbaya Yudhi Sadewa menjelaskan, di bawah kepemimpinannya, Indonesia bisa keluar dari dua periode krisis yaitu pada 2004 dan 2008 dan mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.

"Di 2009 Indonesia hanya tumbuh 4,6 persen. Tetapi walaupun begitu, itu pertumbuhan yang mungkin kedua tercepat di dunia setelah China," jelas Purbaya kepada Liputan6.com seperti ditulis pada Senin (25/8/2014).

Berbagai pencapaian di bidang ekonomi telah ditorehkan dalam masa pemerintahan SBY. "Untuk pertumbuhan ekonomi, di 2004 Indonesia bisa tumbuh 5 persen, padahal sebelumnya berada di bawal level itu," ungkap Purbaya. Di tahun 2005 sampai dengan 2013, rata-rata pertumbuhan ekonomi mendekati 6 persen.

Produk Domestik Bruto (PDB) Perkapita, rasio yang menggambarkan tingkat kemakmuran masyarakat Indonesia juga terus meningkat.

Di 2004, PDB Perkapita Indonesia berada di kisaran US$ 1.180 per orang. Saat ini sudah mencapai US$ 3.500 per orang sehingga Indonesia masuk ke dalam middle income category.

Angka pengangguran juga mengalami penurunan yang signifikan. Pada 2004, rasio angka pengangguran Indonesia berada di level 9,9 persen. "Jadi Ada kemajuan yang signifikan dari sisi perekonomian," tutur Purbaya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya