Pembatasan BBM Bikin Antrean Kendaraan Capai 20 Km di SPBU

Sejumlah SPBU juga menutup operasinya lantaran tidak mendapatkan pasokan BBM bersubsidi di Pekanbaru.

oleh M Syukur diperbarui 26 Agu 2014, 17:35 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2014, 17:35 WIB
Ilustrasi Minyak Pertamina
Ilustrasi Minyak Pertamina (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Pekanbaru - Pembatasan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang dilakukan pemerintah mulai berimbas ke beberapa daerah di Riau. Beberapa SPBU dipadati antrean pengendara motor dan mobil untuk mengisi bahan bakar sejak Selasa (26/8/2014).

Misalnya saja di tiga SPBU Kota Duri, Kabupaten Bengkalis. Antrean kendaraan mencapai 20 Kilometer (KM) dan menyebabkan arus lalu lintas lumpuh.

Macet kian parah karena badan jalan dipenuhi kendaraan roda empat dan enam. Kendaraan ini bertumpuk hingga 4 lapis dan berada di jalur berlawanan.

Menurut seorang warga, Abdul Mutalib, dirinya rela mengantre berjam-jam untuk mendapatkan solar bersubsidi. "Saya takut kalau habis dan sulit mencarinya lagi," kata Abdul.

Kabar pembatasan BBM bersubsidi memang menjadi momok bagi Abdul. Hal itu karena ia sangat membutuhkan BBM bersubsidi, sebagai masyarakat kecil.

"Konsumsi BBM bersubsidi memang menjadi kewajiban sehari-hari. Kalau sempat putus, karena dibatasi, saya tidak sanggup beli BBM yang tidak disubsidi pemerintah," ucapnya.

Di Pekanbaru sendiri, beberapa SPBU tidak menyediakan premium dan solar bersubsidi. SPBU hanya menyediakan bio solar non subsidi dan pertamax plus. Bahkan, beberapa SPBU menutup operasinya karena tidak mendapat pasokan BBM bersubsidi.

Hal ini membuat seorang warga, Gemal, kebingungan. Ia bahkan terpaksa berputar-putar ke sejumlah wilayah Pekanbaru untuk mencari SPBU yang buka dan menyediakan BBM bersubsidi.

"Ini masih mencari. Mau beli di kios atau warung harganya mahal. Warung memanfaatkan kondisi ini mengambil keuntungan diatas Rp 2 ribu. Inikan mahal," imbuh Gemal.

Sebagai langkah antisipasi terjadinya penyelewengan pembatasan BBM bersubsidi, seperti penimbunan,  Kepolisian Daerah (Polda) Riau, melakukan patroli dan menempatkan personil di beberapa kawasan rawan. Penjualan juga dikawal untuk mengantisipasi keributan dan kerawanan terkait antrean BBM.

"Sejauh ini, dampak pengaruh kebijakan pembatasan BBM bersubsidi di Riau masih kondusif dan belum menganggu situasi Kamtibmas. Polda Riau melakukan pemetaan lokasi rawan terjadinya penyelewengan," kata Kabid Humas Polda Riau AKBP, Guntur Aryo Tejo SIK.

Menurut Guntur, patroli untuk mencegah  spekulan yang melakukan penimbunan BBM. "Selain itu kami juga menempatkan anggota Shabara untuk backup personil dilokasi rawan keributan saat pembelian bahan bakar," terang Guntur.

Selain itu, kata Guntur, pihaknya juga melakukan komunikasi dengan Pertamina dan Dinas Perindustrian Perdagangan untuk merumuskan pola penjualan.

"Pertamina juga sudah mengkuotakan terhadap kendaraan dan jenis kendaraannya, sehingga jajaran kita bisa memantau secara cermat pembagian BBM ini," lanjutnya.( M Syukur/Ahm)


*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya