Liputan6.com, Jakarta - Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) subsidi terus meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah kendaraan bermotor di Tanah Air.
"Kendaraan mobil maupun motor juga meningkat. Hal itu menyebabkan impor BBM subsidi meningkat," kata Ekonom Global Market Permata Bank Josua Pardede, Jakarta, Selasa (26/8/2014).
Dia menerangkan, pemerintah terpilih memiliki skema untuk menaikkan harga guna memangkas besaran subsidi tersebut. Salah satunya dengan memangkas besaran subsidi secara bertahap.
"Menaikkan secara bertahap BBM subsidi supaya dampaknya lebih soft," terangnya.
Namun demikian, terangnya, efek dari pemangkasan tersebut tidak lepas dari dampak inflasi meski terasa tidak terlalu mencolok.
Untuk merealisasikan langkah tersebut, lanjut Joshua, diperlukan sebuah momen yang tepat. Dia mengatakan, untuk langkah itu cocoknya dilakukan pada kisaran bulan Maret dan April.
"Antara Maret April karena hari panen raya. Harga pangan turun. Hal itu jadi momentum terbaik untuk menaikkan harga BBM sehingga dampaknya tidak terlalu besar," kata dia.
Advertisement
Dia menerangkan, dengan begitu inflasi akan terjaga sampai 5 persen sampai akhir tahun dengan syarat permintaan dan persediaan komoditas masih terjaga. (Amd/Ndw)