Kenaikan Harga BBM Subsidi Lebih Baik Bertahap atau Langsung?

BPS menjelaskan untung rugi kenaikan BBM subsidi bertahap atau langsung.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 19 Sep 2014, 11:31 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2014, 11:31 WIB
Cuma Ada 4 SPBU, Beli BBM di Sorong Antre 2 Hari
Di salah satu SPBU di Jalan Ahmad Yani, Sorong Pusat, terdapat kendaraan yang antre BBM keluar SPBU hingga hampir 1 kilometer (km).

Liputan6.com, Jakarta - Wacana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi masih mendapat sorotan dari sejumlah kalangan. Penyesuaian harga diusulkan secara bertahap supaya inflasi tidak meroket dan menggerus daya beli masyarakat. Namun ada juga pendapat yang menyebutkan sebaiknya BBM subsidi dinaikkan secara langsung agar hitungan para pebisnis jelas.

Nah, Badan Pusat Statistik (BPS) menjelaskan untung rugi kedua opsi tersebut. Kepala BPS, Suryamin mengatakan, kenaikan harga BBM subsidi bertahap akan membingungkan hitungan bisnis para pengusaha.

"Kalau kenaikkannya bertahap akan memberikan beban psikologis ke pelaku bisnis, karena mereka harus menaikkan harga barang dan jasanya sampai berkali-kali menyesuaikan kenaikan harga BBM," tutur di Jakarta, Jumat (19/9/2014).

Jika hal ini terjadi, kata dia, pemerintah perlu mengendalikan potensi harga barang atau jasa melambung tinggi karena adanya kenaikan berkali-kali walaupun sisi positifnya dapat menjaga inflasi tak melonjak drastis.

"Sedangkan kalau harga BBM subsidi naik sekali langsung, shock-nya memang berat tapi itu tidak akan berlangsung lama. Apalagi jika pemerintah bisa menolong rakyat dengan bantuan langsung," terangnya.

Suryamin memperkirakan inflasi sampai akhir tahun bergerak cukup aman dan sesuai target. Bila terjadi kenaikan harga BBM subsidi plus elpiji 12 kilogram (kg) pun tak akan memberi sumbangan inflasi besar.

"Inflasi masih aman, memang akan ada perubahan tapi kan tergantung seberapa besar kenaikannya. Kalau tanpa kenaikan harga, inflasi sangat aman karena pekan lalu banyak komoditas yang sudah turun seperti bawang merah, gula pasir dan barang hasil laut," tandas dia. (Fik/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya