Dahlan Ingatkan BUMN Tak Terhipnotis Situasi Politik RI

Seluruh perusahaan milik pemerintah diminta tidak terhipnotis oleh situasi politik Indonesia.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 06 Okt 2014, 09:45 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2014, 09:45 WIB
Dahlan iskan
Dahlan Iskan (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Situasi politik di Indonesia tengah memanas meski pemilihan umum presiden (Pilpres) telah selesai dilaksanakan.  Dalam dua minggu terakhir, masyarakat dihipnotis dengan adanya keputusan disahkannya Undang-undang (UU) Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dan pelantikan anggota DPR RI.

Kurang kondusifnya pelaksanaan demokrasi di parlemen tersebut langsung direspons negatif oleh pelaku pasar dengan ditandai dengan pelemahan IHSG. Melihat kondisi itu, Menetri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengingatkan kepada seluruh perusahaan milik pemerintah untuk tidak ikut serta terhipnotis oleh situasi politik tersebut.

"Saya berharap swasta dan BUMN jangan terlalu terpengaruh gaduh-gaduh politik ini, tetap bekerja menguatkan ekonomi Indonesia‎," kata Dahlan seperti yang ditulis, Sabtu (4/10/2014).

Untuk itu, manatan Bos PT PLN (Persero)  mengingatkan kepada para ekonom di Indonesia untuk berperan lebih aktif dalam mengingatkan masyarakat untuk tidak terhipnotis akan situasi politik.

Beberapa hal yang diinginkan Dahlan untuk diingatkan kepada masyarkat terutama dunia industri untuk terus meningkatkan ekspor demi mengatasi defisit neraca perdagangan dan neraca pembayaran.

‎"Saya sebetulnya ingin tiap hari bagiaman meningkatkan ekspor itu selalu dibahas, biarlah politisi berkelahi sendiri tapi tiap hari harus ada yang membicarakan bagaimana meningkatan ekspor itu," kata Dahlan.

Satu hal yang Dahlan usulkan untuk meningkatkan ekspor adalah dengan memberikan beberapa insentif kepada para industri untuk memperluas pangsa pasar usahanya.

"‎Tapi daya tarik politik itu luar biasa. Kok rakyat terhipnotis ke politik itu dan tidak ada alat hipnotis untuk membicarakan perbaikan ekonomi," pungkas Dahlan. (Yas/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya