Jurus PLN Bebaskan NTB dari Krisis Listrik

NTB hingga kini masih terjerat krisis listrik.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 10 Des 2014, 13:13 WIB
Diterbitkan 10 Des 2014, 13:13 WIB
Foto ilustrasi listrik
(Foto: Dokumentasi PLN)

Liputan6.com, Jakarta - Listrik telah menjadi kebutuhan pokok masyarakat Indonesia, pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi menbuat kebutuhan listrik meningkat. Namun, tak semua kebutuhan tersebut dapat dipenuhi oleh perusahaan penyedia listrik PT PLN (Persero).

Tak hanya Sumatera dan Kalimantan, provinsi eksotik yang terkenal dengan wisata lautnya yaitu Nusa Tenggara Barat (NTB) juga mengalami krisis listrik.

General Manager PLN Wilayah NTB, Dwi Kusnanto mengatakan, PLN wilayah NTB yang melistriki tiga area mengalami defisit listrik sebesar 22 Megawatt (MW). Saat ini total kapasitas listrik yang mampu dialiri pembangkit wilayah NTB hanya 238 MW, sementara saat beban puncak kebutuhan listrik mencapai 238 MW.

Dwi mengungkapkan, pasokan listrik wilayah NTB terdiri dari tiga sistem yang ada, sistem kelistrikan Mataram daya hanya 180 MW sementara beban puncak yang perah ada 187 MW artinya defisit 7 MW.

Subawa, pasokan listrik hanya mencapai 29 MW, sementara beban puncak yang pernah  dicapai 35 MW artinya defisit 6 MW, dan Bima, pasokan listriknya 29 MW mengalami defisit tertinggi mencapai 9 MW, saat beban puncak mencapai 38 MW.

 "Jadi total 260 MW, defisit 22 Mw," Kata Dwi, di Mataram NTB, Rabu (10/12/2014).

Dwi mengungkapkan, krisis listrik tersebut salah satunya diakibatkan pengoperasian Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Jeranjang berkapasitas 2x25 MW yang tertunda.

"Defisit daya tidak akan terjadi apabila PLTU Jeranjang beroperasi tahun ini. PLTU itu bisa memasok 50 MW," tutur Dwi.

Ia menambahkan, pembangunan pembangkit yang tidak bisa menyesuaikan kebutuhan listrik pulau tersebut juga menjadi penyebab krisis tersebut.

"Kenapa ini terjadi, kecepatan penambahan kapasitas daya mampu mesin pembangkit lebih kecil dari kecepatan perumbuhan beban puncak," ungkapnya.

Karena itu, di awal masa jabatannya Dwi mengadakan program fast track 60 hari kerja untuk mengurai permasalahan kelistrikan di NTB, dengan melakukan pemerilharaan untuk menghindari gangguan, Menyewa pembangkit sambil menunggu PLTU Jeranjang Unit 1 dan 2 beroperasi.

Selain melepas NTB dari jeratan krisis listrik, PLN NTB memiliki niat menjadikan wilayah operasi terang benderang, dengan pemerataan pasokan listrik keseluruh wilayah tersebut. Untuk mewujudkannya, salah satunya PLN akan manfaatkan energi baru terbarukan yang ada di wilayah tersebut.

"Harapan itu kami mempunyai impian, secara khusus inisial NTB ini identik dengan dengan nusa terang benderang," paparnya. (Pew/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya