Di Negara Miskin Ini, Warganya Paling Senang Transaksi Non Tunai

Ada sejumlah faktor yang membuat transaksi pembayaran non tunai sangat tinggi di salah satu negara di Afrika ini.

oleh Nurmayanti diperbarui 12 Des 2014, 13:43 WIB
Diterbitkan 12 Des 2014, 13:43 WIB
Kartu kredit Visa
Ilustrasi (telegraph.co.uk)

Liputan6.com, Bukit Tinggi - Masih rendahnya penggunaan uang tunai pada transaksi pembayaran di Indonesia tak berlaku di Kenya. Di negara ini, penggunaan sistem pembayaran non tunai (cashless) justru sangat tinggi meski negara ini bukan termasuk negara berkembang dan maju.

VP Electronic Banking PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), Budi Hartono menuturkan, penggunaan transaksi non tunai di negara ini mencapai 31 persen dari produk domestik bruto (PDB) yang mencapai US$ 33,62 miliar. "Pemakaian cashless di negara ini tinggi, " jelas dia di Bukit Tinggi, Jumat (12/12/2014).

Kondisi ini, dia menuturkan karena beberapa sebab. Pertama, keadaan negara ini yang terus mengalami perang saudara. Hal ini pun membuat masyarakat Kenya khawatir karena maraknya kejahatan. Mereka pun menilai penggunaan transaksi non tunai akan lebih aman.

Sebab lain, urbanisasi atau perpindahan penduduk dari desa ke kota sangat tinggi di Kenya. Transaksi pengiriman uang berkembang pesat dan ini pastinya memakai transaksi non tunai.

Kemudian adanya infrastruktur yang menunjang di negara ini. Di mana program penggunaan uang tunai ini ternyata sudah direncanakan sejak 20 tahun lalu dan dikelola perusahaan milik pemerintah.

"Ada satu perusahaan besar yang menguasai market share di negara ini hingga 95 persen dan mulai inisiatif sejak 20 tahun lalu," jelas dia. (Nrm/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya